Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada: Menemani Akal Mengilustrasikan Tuhan

6 Maret 2021   10:59 Diperbarui: 6 Maret 2021   13:33 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Kus       : "Ada! Maka kebenaran akan pengetahuan yang diajarkan itu sebagian-sebagian saja."

Mas Kus       : "Contoh! Ketika belajar Fisika tentang planet, misalkan Bumi yang kita tempati, Fisika mengatakan bahwa bumi berotasi pada porosnya. Fisika menganggap bahwa bumi bergerak sendiri pada poros, padahal bumi adalah benda mati."

Mas Kus       : "Sedangkan ketika belajar Biologi, bergerak itu menjadi ciri dari mahluk hidup, benda mati tidak bisa bergerak sendirinya."

Mas Kus       : "Belajar Fisika dipisah dengan Biologi dipisah dengan Agama. Akibatnya tidak ada kata Tuhan dalam Fisika, Biologi, Kimia, dan Matematika kecuali dalam pengantarnya saja."

Akal             : "Menurut Fisika adalah benar benda mati bisa bergerak dengan sendirinya, padahal menurut biologi hanya mahluk hidup yang bergerak dengan sendirinya."

Mas Kus       : "Lha kuwi, benarnya yang sebagian-sebagian saja."

Mas Kus       : "Bahkan dalam beragamapun ada kelompok-kelompok."

Mas Kus       : "Kelompok yang satu menganggap bahwa kelompoknya yang benar dan yang lain salah, begitu pula sebaliknya."

Mas Kus       : "Padahal itu hanyalah pilihan-pilihan saja, seperti kita menyebutkan rasa gula manis, berbeda dengan john menyebut sweet, berbeda dengan abdul dan watanabe."

Mas Kus       : "Seharusnya yang ada adalah toleransi, karena apa yang kita anggap benar itu hanyalah sebatas kesepakatan dan sebatas tafsir saja."

Mas Kus       : "Seperti itulah para alim ulama dalam menyikapi perbedaan pendapat, seperti kita menyikapi perbedaan dalam menyebut rasa gula."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun