"Uuff. Akhirnya," sahutku.
   Untungnya ada 2-3 pengunjung yang sudah selesai. Sehingga kami tak terlalu lama menunggu antrian tempat duduk, untuk menikmati semangkuk mie yang terkenal di kota ini. Jika diumpamakan, ini seperti bakmie Gang Kelinci didaerah Pasar Baru, Jakarta.
   Usai menikmati kuliner di kota ini. Indra mengajakku ke pasar buku loak tanpa sepengetahuanku.
   "Wah, ini Kak tempatnya? Bisa kalap aku nanti," ujarku.
   "Ya, enggak apa-apa. Mumpung di sini," ucap Indra.
   Aku tersenyum. Betapa ia mengingat semua yang kukatakan dalam percakapan kami sebelum bertemu. Dengan perasaan bahagia berada di sarang buku, ku gandeng tangan Indra menyusuri tempat-tempat yang ku ingin. Sampai tak terasa waktuku bersamanya telah habis.
   "Terima kasih ya, Kak. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersama Kakak di sini," kataku sesaat sebelum memasuki ruang chek ini bandara
   "Sama-sama. Aku juga senang kamu mau menemuiku. Biasanya pertemanan di dunia maya itu hanya semu. Ramai dan berani dituliskan saja. Tapi pada saat berjumpa tak ada apa-apanya. Tapi kamu berbeda. Di tulisan dan kenyataan tak jauh berbeda."
   "Karena aku tidak mau menjadi orang lain. Apalagi hanya demi mendapatkan pujian dan kebanggaan semu," sahutku.
   "Dan aku suka itu," ujar Indra.
   "Suka apa?" kataku menggodanya.