"Oke," sahutku.
 Tak berapa lama Indra sudah berada dihadapanku.
   "Sudah beres urusannya?"
   "Sudah. Untung cepat. Jadi Kak Indra enggak terlalu lama menungguku. Aku enggak enak saja rasanya."
   "Hey, Key. Santai saja sih. Jangan merasa sungkan seperti itu. Aku loh biasa saja. Kita kan bukan baru pertama kenal. Meski memang baru pertama ini jumpa langsung."
   "Itulah yang justru membuat aku merasa tak enak. Maafkan aku ya Kak Indra."
   "Nah, kan minta maaf lagi. Sudah ah aku enggak mau mendengar permintaan maaf lagi ya? Seperti majikan dan bawahan saja," selorohnya.
   Aku tertawa. Ia pun demikian. Kami tertawa bersama. Betapa dalam tawa tak merasa ada duka.
   Menepati janjinya padaku ketika berkabar-kabari mengabarkan kedatanganku. Indra mengajakku ke tempat-tempat yang sudah disepakati.
   "Ini jalan menuju kedai itu, Kak?" tanyaku.
   "Iya. Kenapa? Takut? Kan ada aku?"