"Oiya. Kak Indra mau pulang dulu atau bagaimana nih?" kataku.
   "Ehmm, kamu berapa jam kira-kira rapatnya plus menyelesaikan urusan lainnya?" kata Indra balik bertanya.
   "Enggak lama kok. Yah, sekitar 2-3 jam."
   "Kalau begitu aku tunggu di coffe shop itu saja.'
   "Tapi Kak. Tiga jam menunggu itu lumayan lama loh. Aku jadi enggak enak nih," kataku merasa tak enak hati.
   "Sudah santai saja. Cepat sana urus dulu pekerjaanmu. Kabari kalau sudah selesai."
   "Oh, oke..oke kalau begitu. Maaf ya Kak sudah merepotkan," ujarku lagi sebelum berlalu dari hadapannya. Indra tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasti menertawakan tingkahku.
   Aku bergegas menuju resepsionis. Setelah mendapatkan informasi yang kuinginkan, aku segera mempersiapkan segala sesuatunya. Disela-sela rapat pikiraku tertuju pada Indra. Membayangkan dirinya yang harus menunggu berjam-jam. Rasanya tak enak hati. Baru berjumpa sudah disuruh menunggu.
   Maka ketika rapat usai aku bergegas menelpon Indra. Agar ada alasan untuk tidak mengikuti acara lain yang tak penting.
   "Hallo! Kak Indra aku sudah selesai nih. Kakak di mana?"
   "Oke. Kamu di situ saja biar aku yang ke sana," sahut Indra diseberang telepon.