"Besok pagi aku langsung kerja. Menyampaikan hasil rapat di sini. Jadi begitulah. Untuk hari ini kubuka dan tutup hari di kotamu Kak."
   Indra tersenyum mendengar kata-kataku. Namun aku dapat melihat sorot kekecewaan di matanya. Sekilas.
   "Baiklah kalau begitu. Dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya ini aku akan berusaha menjadi tuan rumah yang baik bagimu," ucap Indra dengan mimik lucu. Aku pun tersenyum mendengar penuturannya. Lucu.
   Maka begitulah. Dengan mengendarai motor, Indra membawaku keluar dari bandara menuju lokasi yang kusebutkan.
   "Bilang ya kalau nanti aku terlalu kencang membawa motornya. Aku hanya ingin memaksimalkan waktu agar kamu dapatkan semua dalam sehari ini."
   "Oke. Siiip...Siiip Kak," sahutku.
   Lalu bak rider motoGP, Indra memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Aku yang tidak ingin mati konyol di kampung orang, dengan sekonyong-konyong memeluk pinggangnya erat-erat. Sekilas kurasakan deguban halus di dadanya saat tanganku melingkari pinggangnya. Namun segera kuabaikan semua itu. Dipikiranku saat itu keselamatan diri dan bagaimana caranya menikmati pemandangan yang kulalui dalam kecepatan seperti ini.
   Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya kami tiba ditujuan. Sebuah hotel megah dan berkelas.
   "Sampai. Ini tempatnya Key."
   "Wah, terima kasih ya Kak Indra."
   "Sama-sama."