Mohon tunggu...
DelzaASP
DelzaASP Mohon Tunggu... -

penyuka merah yang menyukai fotografi dan anime juga idol grup JKT48

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

White Guardian

24 Mei 2016   11:17 Diperbarui: 24 Mei 2016   12:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: @veJKT48

Alkisah dahulu kala, hiduplah 10 penjaga bumi di dunia ini. Ada 7 penjaga pelangi, dan 3 penjaga tambahan. Salah satu penjaga tambahan adalah Putih. Seperti namanya ia sangat anggun,lembut, dan suka menolong. Ia memiliki rambut panjang dibawah bahu, matanya sedang dan hidungnya mancung, rambut lurus yang gelombang bagian bawahnya terurai bagaikan emas,kulit putih seperti cahaya mentari pagi. Ia adalah penjaga yang ke-8 setelah ungu. Dia tinggal di istana awan dengan para pengikutnya. Masing-masing penjaga memiliki istana sendiri.

“Putih, anda sudah bisa menyantap sarapan anda, pagi ini” kata salah seorang pelayan

“Terimakasih. Dan terimakasih lagi, kau mau memanggilku Putih. Tidak usah memakai putri” jawab Putih

Putih segera menuju ruang makan, dan memakan sarapannya.

“Kalian semua, ikutlah aku untuk menghabiskan sarapan ini.” Pinta Putih

“Tapi, ini dipersiapkan hanya untukmu Putri..” jawab seorang pelayan

“Lihat, meja makan ini sangat luas dan besar, begitu juga dengan jejeran makanan yang banyak. Aku tidak akan mampu menghabiskannya semuakan? Jadi ikutlah, aku suka berbagi. Lagipula buat akan aku makan jika suasananya sepi sekali? Dan tolong panggil aku Putih saja, tak usah memakai Putri” jelas Putih

“Tapi, Pu...” putus Ivy salah satu ketua pelayan

“Tidak ada tapi-tapian ini perintah, dan aku yang meminta. Tolong” kata Putih dengan lembut

“Baiklah!” serentak pengikutnya

Kalau dibandingkan dengan penjaga lainnya, ia memang dermawan dan penuh perhatian pada perasaan orang lain.

Esoknya, salah satu pelayannya membawakan sepucuk undangan dari negeri Guardvilled. Para penjaga diundang untuk berkumpul di istana. Istana Guardvilled adalah istana dimana para penjaga lahir dan tumbuhnya kekuatan masing-masing dari sifat para penjaga.

‘Putih..Putih! ada undangan dari Guardvilled!” teriak salah satu penjaga

“Surat dari Ayah?! Mana, aku ingin melihatnya!” senang Putih “Berkumpul di istana? Wah! Sudah lama aku sudah tidak kesana!” batin Putih sambil tersenyum.

“Wah, Putih, senang sekali ya?” tanya Ivy

“Iv, pastinya! Sudah 13 tahun aku tidak kesana! Karena setiap penjaga itu sudah harus bisa memerintah mulai umur 6 tahun.” Kata Putih

“Wah, aku baru tahu soal itu, Put” kata Ivy sambil berpikir dan membuka buku-buku legenda

“Gimana ya, reaksi Ayah melihat putrinya sudah besar sekarang. Aku sudah 17 tahun sekarang! Pasti Ayah kaget banget!” senyum Putih

“Pastinya Put, kamu kan sekarang cantik,bijaksana, dan peduli.” Puji Ivy

“Kau juga pelayan yang setia,rajin,disiplin, dan baik pada semua orang. Kelembutanmu yang membuat daya tarik semua orang ketika berbicara denganmu. Terimasih telah memujiku” kata Putih

“Ya ampun, makasih Putih. Pujianmu membuatku tersipu. Kamu memang pandai dalam menganalisis sifat dan bakat setiap orang” balas Ivy

“Iya, itu-lah kekuatanku. Aku mampu menilai setiap orang yang aku kenal. Dan kekuatanku tidak hanya itu tapi kekuatan dari sikapku juga.” Jelas Putih

“Wah, aku dapat banyak pengetahuan dari kamu. Terimakasih. Dan istirahatlah untuk hari esok. Aku akan mempersiapkan perlengkapan untukmu” kata Ivy sambil keluar menuju ruang pakaian.

Hari H telah tiba. Semua penjaga akan menuju pusat istana dari kerajaan warna. Disana Putih bertemu dengan kakak dan adiknya. Banyak masyarakat yang menghadirinya dan beberapa dari mereka menggerubungi para penjaga yang mereka sukai. Ternyata penjaga Biru memiliki banyak penggemar, mungkin karena warnanya yang indah dan sifatnya yang pendamai. Lalu, para guardian dipanggil untuk menuju istana. Disana lorong demi lorong terbuka. Para guardian masuk ke dalam lorong itu. Dan mereka melihat sekuntum bunga dari masing-masing warna. Mereka berdiri tepat di depan bunga mereka.

“Putih, bunga mu hampir mekar! Kau memang memiliki sifat dan perilaku yang baik ya!” puji Kuning

“Iya, kalau bungamu mekar, mungkin kau akan menjadi penerus Bunda untuk memerintah kerajaan ini” lanjut Hijau

“Yah, aku juga akan mengejarmu. Kita semua disini adalah musuh tapi juga saudari

“Terimakasih, Kak! Kalian juga pasti memiliki sifat dan perilaku yang baik” balas Putih

“Ingat, bunga kalian harus kalian lindungi dengan kekuatan sifat kalian, sekali saja kalian lengah atau berbuat buruk, kekuatan perlindungan dari bunga itu akan melemah.” Jelas Merah dengan tegas

“Aku pasti akan melindungi bunga ini!” senyum Coklat

Setelah melihat bunga dari masing-masing guardian, mereka keluar dari lorong. Mereka mendapatkan sepucuk surat dari peri kecil yang biasa disebut dengan Reinv. Itu sebutan untuk peri mini di Guardvilled.

“Ini apa, ya?” bingun Ungu

“Gatau, kok aku jadi deg deg degan ya? Haduh, takut...” takut Nila

“Jangan bilang ini surat cinta!” elak Oranye

“Mana mungkin! Disini yang umurnya cocok untuk nikah cuman Kak Merah dan Kak Oranye. Kak Kuning baru 23 tahun.” Polos Hitam

“Hadeh...eum, umur mulai 24- sampai lebih itu udah cocok. Untung aku masih 17 tahun” jelas Putih

“Yang paling enak disini Hitam, dia baru 13 tahun. Umurnya masih remaja dan sekisaran anak SMP kalau di Bumi” bilang Biru

“Sudahlah, kita buka saja surat ini” ajak Ungu sudah tidak sabar

Mereka membuka sepucuk surat itu. Ini surat untuk Putih dari Ayahnya. (maaf gabisa semuanya ditulis)

Untuk putriku,

                Putih

Anakku Putih, kau sekarang sudah menginjak umur 17 tahun. Ayah sangat senang karena kamu sangat peduli dan bijaksana terhadap rakyatmu. Ayah juga sering melihat bahwa bunga kekuatanmu, semkain hari semakin berkembang. Itu tandanya kau memiliki kelembutan dan kesabaran yang luar biasa ketimbang guardian yang lain. Ayah berpesan, jika bunga kekuatanmu sudah mekar lebih dulu dari saudarimu yang lain, ayah minta kamu yang akan menjadi penerus Bunda. Karena ayah hanya memiliki putri dan tidak memiliki putra. Semoga kau dapat memimpin secara bijaksana,dermawan, dan peduli. Sesuai dengan sikap yang kau tonjolkan. Maafkan Ayah, tak bisa hidup lebih lama.~

Salam Sayang,

Ayahmu, Raja Antonio

Putih kaget, dan langsung jatuh ke lantai.

“Putih, Putih! Ada apa?” heran saudarinya

Tanpa berkata ia menangis, itu membuat saudarinya semakin bingung dan khawatir. Merah sebagai kakak tertua memeluk Putih dan membawanya duduk di atas kursi.

“Putih, kalau ada masalah, kau ceritakan pada kami, jangan sungkan. Kami akan membantu mu” lembut Merah

“Hiks,Hiks! Kak Ayah sudah mati!” teriak Putih

Semuanya terkejut! Dan ikut bersedih atas apa yang diucapkan oleh Putih. Mereka kembali membaca sepucuk surat itu, dan diakhir surat ternyata ada ungkapan ‘Maaf ayah, tidak bisa hidup lebih lama lagi’ semuanya mengerti kenapa Putih jatuh ketika membaca surat tersebut.

“Putih, Ayah menuliskan, kamu harus menjadi pemimpin yang baik. Kami tidak iri padamu, kamu pantas mendaptkannya” tegas Biru

“Sebenarnya, aku takut untuk memerintah. Apalagi ini istana pusat warna-warni. Aku akan mewakili semua warna untuk memimpin negara ini.” Cemas Putih

“Putih, yang ku tahu selalu berani dan tidak pernah menyerah. Kami yakin padamu. Jangan pernah cemas. Kau dipilih karena kau di percaya, Putih!” bilang Ungu

“Baiklah, aku akan mencoba. Tapi, sebelumnya aku ingin mencari tahu tentang sebab kematian ayah. Tidak mungkin ayah mati dengan sendirinya!” bijak Putih

“Betul juga, aku juga heran dengan itu. Kenapa istana ini tidak pernah mengabarkan bahwa ayah membutuhkan pertolongan dari kita” bingung Hitam

“Itu semua karena Raja yang meminta, Putri!” jawab salah satu pelayn di istana Guardvilled, Vuy

“Vuy! Apa kau tau penyebab kematian ayah?” tanya Putih

“Ti..tidak! aku tidak tahu” jawab Vuy

“Vuy, kau tahu aku mampu menganilis sifat dan bakat seseorang. Dan aku juga mampu membaca pikiran dan hatimu. Kau berbohong!” bentak Putih

“WOW, ini pertama kalinya aku melihat Putih berteriak..” terkagum Ungu

“Ungu! Ini bukan waktunya beranda, ini serius! Kau tidak penasaran dengan kematian Ayah?!” bentak Coklat

“Ya...Maaf” bilang Ungu sambil cemberut

“Maafkan aku putri Putih. Aku tidak boleh menjawabnya. Aku takut” takut Vuy

“Ternyata kau pandai juga mengosongkan pikiran dan hatimu. Tapi, aku tau kalau kau berbohong!!” bentak lagi Putih

“Aku takut di ancam, putri. Maafkan aku” bilang Vuy

“Vuy, kau adalah pelayan istana ini. Sudah pasti kau akan di lindungi oleh kami. Jelaskan dan kami akan melindungi mu” lembut Putih

“Baiklah, hari itu, sewaktu Raja akan tidur ia memang sempat menuliskan surat untuk kalian. Lalu tiba-tiba musuh bebuyutan kita kerajaan Grety menyerang kerajaan ini secara paksa dan tiba-tiba. Lalu Raja tewas dalam kejadian itu. Aku hanya dapat membawa Raja menuju kerajaan, alhasil kerajaan menang, tapi raja mati. Kami semua berduka. Sebelum ajalnya, ia bilang padaku untuk menuliskan di sepucuk surat kalau ia telah mati. Dan ia juga meminta untuk merahasiakan hal ini.” Jelas Vuy

“Grety! Bengis sekali dia, untung saja kerajaan menang, tapi ayah...” sedih putih sambil ngos-ngosan

Putih pergi berlalri menuju taman. Itu adalah tempat favorit ayahnya ketika ia dan putri-putrinya. Ketika Putih hanya ingin sendiri, ia mendengar suara dedauan yang berbunyi sendiri.

“Siapa disana! Keluar! Atau aku akan menyerangmu!” ancam Putih “Aku sekarang membawa panahku. Akan ku bidik kau atau kau keluar! Aku mengetahui posisimu!” bentak Putih sambil menarik tali panahnya

“Maaf Putri. Aku masuk taman kerajaan tanpa izin, aku hanya rakyat jelata. Aku hanya ingin pergi ke taman. Maaf kalau aku bersembunyi, tadi” jawab anak itu

“Rakyat jelata? Tidak ada rakyat jelata disini, semua hidup berkecukupan dan saling berbagi. Kau pengikutnya siapa?” tanya Putih

“Dahulu aku pengikutnya tuan Gref, tapi sekarang aku di usir. Aku hanya bisa dihina,disiksa, hingga tubuhku penuh luka seperti ini. Lalu, aku memutuskan untuk pergi kesini” jelas anak itu sambil menangis

“Jadi, dahulu kau adalah pengikutnya Gref, kau pasti tahu kelemahan Gref? Ya kan?” sinis Putih

“Hah? Eum, iya aku tahu sedikit tentangnya. Ada apa putri menanyakan hal itu?” heran anak itu

“Kau, tahu. Kalau Raja Antonio ayahku sendiri! Mati karena ulah kerajaan Grety!” bentak Putih

Anak itu menjadi ketakutan, melihat Putih yang menggeram.

“Maafkan aku, aku belum pernah semarah ini dan sesedih ini. Sebelumnya, siapa namamu?” kata Putih

“Namaku Kirana, dipanggil Kiran. Umurku 17 tahun.” Jawab Kiran

“Berarti kita seumuran ya? Kau mau tinggal disini dan menjadi penduduk sini?” tanya Putih

“Iya, putri. Tapi aku masih belum memilih dengan siapa aku akan mengikut. Entah itu putri Merah, atau yang lainnya. Aku masih belum menemukan warnaku sendiri” jawab Kiran

“Kau tahu siapa aku kan?” tanya Putih “Maaf kedengarannya agak sombong”

“Tidak, kok. Maaf aku tidak tahu.” Balas Kiran dengan muka cemas

“Oh, tidak apa-apa. Aku putri Putih, penjaga ke-8. Salam kenal” senyum Putih sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman

“Ka..Kau putih yang dikenal dengan kedermawanannya itu? Yang dikenal dengan kelembutan,kebijasanaan, dan kepeduliaannya itu?” kaget Kiran

“Katanya tidak tahu? Kok bisa tahu. Iya itu aku” lembut Putih menjawab

“Kukira putri penjaga hanya ada 7. Kukira kau hanya sebuah dongeng. Aku suka dengan sosokmu yang cantik,bijak,peduli,dan dermawan. Kau juga tinggi,rambutmu bagus, sikap dan perilakumu juga. Aku sangat ingin bisa sepertimu. Aku selalu membaca ceritamu setiap malam” cerita Kiran

“Cerita? Cerita apa? Buku maksudmu?” bingung Putih

“Iya, aku menemukannya di perpustakaan kerajaan. Dongeng ini memang terpisah dengan buku lain, tapi aku berhasil menemukannya. Aku selalu membacanya” bilang Kiran

“Ah, kalau begitu kau mau menjadi pengikutku?” tawar Putih

“Iya, aku mau!”

Setelah kedatangan Kiran, mungkin lama-kelamaan Putih akan melupakan kesedihannya, atas kematiaan ayahnya.

Sekarang Kiran menjadi penasehat dikerajaan awan milik Putih. Ia sudah bisa memakai baju gaun dibawah lutut dan rambut dicemol sebelah kiri dengan poni disebelah kanan yang manis. Dengan gaun putih dengan corak bunga tak terlihat akan menambah kesan dewasanya.

“Kiran, sekarang kamu sudah menjadi penasehatku. Aku harap kamu bisa jujur dalam bertugas” kata Putih

“Baik, aku akan bertindak jujur dan tidak membohongimu. Aku akan melindungimu juga” bilang Kiran meyakinkan

“Terimakasih”

Setiap hari, Kiran dan Putih selalu saling berbagi cerita.

“Putih, makasih ya, udah mau nerima aku” bilang Kiran sambil tersenyum

“Iya, aku juga senang bisa menjadi sahabatmu. Aku jadi nyambung mnegobrol dengan seumuranku. Lagipula untuk berteman itu kadang milih-milih kadang enggak” bilang Putih

“ih, kok jadi gak jelas? Aneh deh!” heran Kiran

“Aku bahagia, sekarang aku memiliki pengikut yang cantik dan jujur. Aku suka itu” puji Putih

“Kau, bisa saja. Aku juga bangga memiliki putri yang cantik,dermawan dan peduli terhadap rakyatnya. Beda dengan kehidupanku yang dulu...” bilang Kiran terputus

“Sudahlah itu masa lalu, jangan dipikirkan” tegas Putih

“Putih, sebenarnya kau adalah teman pertamaku..” bilang Kiran nada rendah

“Apa? Kenapa?” bingung Putih

“Dulu, ketika aku ingin berteman, aku selalu dikucilkan dan di hinaa, karena ayahku adalah koruptor atau mengambil uang rakyat. Karena waktu itu ayahku menjabat sebagai penasehat raja saat itu. Banyak yang mengejek aku anak penyedot uang. Aku sering menangis akan hal itu. Aku juga tak mengerti kenapa harus aku yang mendapat musibah ini. Padahal aku tahu kalau ayahku tidak pernah melakukan itu. Ayahku dipenjara dan di biarkan kelaparan. Hingga ia mati. Sekarang aku yang harus melunasi masalah itu, aku pernah sekali mengelak, alhasil aku malah dicambuk.” Jelas Kiran

“Astaga?! Kejam sekali! Lalu apa yang terjadi?” heran Putih

“Aku, selalu dihina dan disiksa, dan pernah sampai dibawa untuk dijadikan perempuan guna-guna. Untunglah aku kabur pada saat itu. Lalu aku mendengar bahwa kabar ayahku tidak bersalah. Tapi sang raja tetap tidak percaya dan terus memperalatku. Dan sampai sekarang aku bertemu denganmu di taman itu dan menjadi seperti sekrang ini. Terimakasih” jelas Kiran

“Ya Ampun!!! Kejam sekali dia. Egois sekali sikapnya! Aku tidak percaya itu!. Awas saja kalau dia menyakitimu, akan kubidik dengan panahku!” bentak Putih

“Sudahlah, kau sendiri yang bilang itu masa lalu”

Ketika mereka tengah asyik berbicara, Ivy membawakan sepucuk surat ancaman dari Grety. Ternyata mereka akan menyerang sore ini. Hal ini membuat Putih khawatir dan memanggil ke-9 saudarinya untuk berkumpul.

Ketika, mereka sedang membahaskan hal itu, Kiran semakin khawatir.

“Bagaimana ini? Untuk melenyapkan negara Grety hanya ada 1 cara, yaitu membidik Raja Gref. Apa kuberi tahu saja ya?” batin Kiran

“Dan kita akan membangun ben...” terputus Putih

“Aku tau cara melenyapkan Gref. Membidiknya dibagian dada!” bilang Kiran memberi tahu

“Kiran, apa benar itu?” penasaran Ungu

“Iya putri. Dulu aku pernah sempat mendengar obrolannya dengan putranya Diosa.” Jawab Kiran

“Yosh! Sekarang kita bisa membuat proporsi dan posisi yang tepat.”

Ketika semua persiap sudah siap, Putih dan pasukannya sudah bersiap untuk menyerang. Mereka akan berperang di gurun xxxxx. Tampaknya pasukan Grety sudah tiba. Ini awal bagi Putih. Ia baru pertama kali memimpin pasuka perang.

“Tenangkan hati dan pikiranmu. Kau hanya harus fokus pada Gref. Bidik dia dan pasukannya akan goyah dan lengah!” saran Kiran

“Terimakasih Kiran. Kau berjanji akan selalu disampingku ya?” bilang Putih

“Janji!”

“Serang!!!!!!” teriak Putih

Perang pun dimulai, banyak yang tewas dalam perang ini. Mungkin ini memang perang terbesar dalam sejarah guardian. Jumlah pasukan Grety memang melebihi pasukan Guardvilled. 20.000 : 15.000 selisih yang sangat jauh. Awalnya Putih sempat cemas karena jumlah pasukannya yang selisih jauh dengan lawannya. Tetapi, Kiran meyakinkan Putih bahwa kemenangan itu bukan dari jumlah pasukan, tetapi dari kerja sama dan tujuan yang sama.

“Aku akan membalaskan dendammu pada Gref, ayah. Aku berjanji. Dengan kuda putih milikmu aku akan mewakilimu untuk melenyapkan Gref” batin Putih dengan serius

“Putih, kau autofokus saja pada Gref, kami akan melawan penjaga-penjaganya. Jangan lengah dan goyah!” bilang Hijau sambil mengarahkan kudanya kearah lain.

Hal ini membuat Putih semakin berambisi dan bertekad. Melintasi gurun itu, ia sempat sedih melihat rakyatnya runtuh,mati, dan berdarah. Ia semakin dekat dengan Gref. Ketika ia hendak membidik Gref, Diosa langsung menyerangnya dengan pedang emasnya.

“Hei, apa-apaan kau! Minggir! Kau menghalangiku!” bentak Putih sambil mengeluarkan pedangnya

“Putri cantik, mana mungkin aku membiarkan ayahku kau serang!” bentak Diosa sambil menyerang Putih

Pedang dan pedang saling bergesekan.

“Kau pandai juga, mengetahui teknikku” puji sinis Diosa

“Jangan banyak omong! Aku bisa membaca pikiran dan hatimu!”

Akhirnya, setelah lepas dari Diosa, ia segera menuju arah Gref. Diosa tidak mati terbunuh, hanya saja ia diserang oleh pasukan Nila. Putih sudang mengambil ancang-ancang untuk membidik.

1...2...3!

Tepat sasaran, Gref tumbang dan pasukannya goyah. Melihat hal itu Diosa yang berada dibelakang Putih tidak terima melihat ayahnya mati. Lalu, ia akan membidik Putih dari belakang.

“Awas kau Putih! Kau sudah membunuh ayahku!!!!” teriak Diosa

Diosa sudah menarik tali dari panahnya.

“Mungkin ayahmu sudah lenyap. Dan kau akan segera menyusulnya...hahaha” bilang Diosa sambil tertawa jahat

Ketika tarikan bidikan itu lepas dari tangan Diosa. Arahnya memang mengarah ke arah Putih, tapi yang terkena malah Kiran. Mendengar suara jatuhan, Putih pun berbalik, dan kaget!

“Kiran!!!” teriak Putih, ia langsung turun dari kudanya dan memeluk Kiran yang terjatuh diatas pasir gurun yang panas.

“Kiran, kenapa kamu lakuin itu, aku bisa membaca pikirannya, kenapa kau...” nagis Putih

“Aku tahu kau tidak tahu kalau ia akan membidikmu, uhuk-uhuk. Putih, terimakasih sudah mengajarkanku arti persahabatan dan perilaku terpuji. Aku bangga menjadi temanmu. Dan aku akan selelu mengingat Putih, kok! Janji kita tetap berteman ya...” terputus Kiran

“Kiran!!!! Bangun-bangun! Kau tidak boleh mati. Kalau kau bisa melawan dari Gref, kau pasti bisa melawan sakitnya bidikan ini. Bangun Kiran!” nangis Putih terisak-isak

Sementara Diosa hanya nyengir tanda bahagia “Kalau aku tak bisa melenyapkannya, setidaknya aku bisa melenyapkan sesuatu yang berarti baginya”

“Kiran, kamu akan selalu menjadi sahabatku, tolong jangan tinggalkan aku... aku janji akan sering melakukan hal yang menyenangkan bersamamu...bangun!!”

“Grety! Ayo kita pergi!!!” teriak Diosa

Walaupun Guardvilled, sudah menang, masih saja Putih tidak terima bahwa sahabatnya kini telah tiada. Ia pergi menuju makam Kiran. Dan duduk disampingnya.

“Kiran, maafkan aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik. Aku tahu semua kesukaanmu, kau suka bubur kan? Kau bilang kau suka mawar kan? Dan kau bilang kau ingin memiliki boneka putih yang besar dan bisa dipeluk. Aku membawanya untukmu...” sedih Putih sampai menangis

“Kiran, kau juga bilang ingin memakai gaun putih yang suci. Mungkin sekarang kau sudah memakainya disana. Aku yakin gaun yang kuberikan tidak akan seindah dengan gaun putih yang kenakan disana. Semoga kau hidu tenang ya? Aku akan berdoa selalu untukmu...” bilang Putih sambil memeluk nissan Kiran.

Terkadang sebuah jalinan harus terputus demi sebuah tujuan. Terkadang mengorbankan hal yang kita miliki harus diakhiri dengan kesedihan. Tapi, suatu pengorbanan akan dibalas dengan kesuksesan. –Delza Annora--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun