Akhirnya, setelah lepas dari Diosa, ia segera menuju arah Gref. Diosa tidak mati terbunuh, hanya saja ia diserang oleh pasukan Nila. Putih sudang mengambil ancang-ancang untuk membidik.
1...2...3!
Tepat sasaran, Gref tumbang dan pasukannya goyah. Melihat hal itu Diosa yang berada dibelakang Putih tidak terima melihat ayahnya mati. Lalu, ia akan membidik Putih dari belakang.
“Awas kau Putih! Kau sudah membunuh ayahku!!!!” teriak Diosa
Diosa sudah menarik tali dari panahnya.
“Mungkin ayahmu sudah lenyap. Dan kau akan segera menyusulnya...hahaha” bilang Diosa sambil tertawa jahat
Ketika tarikan bidikan itu lepas dari tangan Diosa. Arahnya memang mengarah ke arah Putih, tapi yang terkena malah Kiran. Mendengar suara jatuhan, Putih pun berbalik, dan kaget!
“Kiran!!!” teriak Putih, ia langsung turun dari kudanya dan memeluk Kiran yang terjatuh diatas pasir gurun yang panas.
“Kiran, kenapa kamu lakuin itu, aku bisa membaca pikirannya, kenapa kau...” nagis Putih
“Aku tahu kau tidak tahu kalau ia akan membidikmu, uhuk-uhuk. Putih, terimakasih sudah mengajarkanku arti persahabatan dan perilaku terpuji. Aku bangga menjadi temanmu. Dan aku akan selelu mengingat Putih, kok! Janji kita tetap berteman ya...” terputus Kiran
“Kiran!!!! Bangun-bangun! Kau tidak boleh mati. Kalau kau bisa melawan dari Gref, kau pasti bisa melawan sakitnya bidikan ini. Bangun Kiran!” nangis Putih terisak-isak