“ih, kok jadi gak jelas? Aneh deh!” heran Kiran
“Aku bahagia, sekarang aku memiliki pengikut yang cantik dan jujur. Aku suka itu” puji Putih
“Kau, bisa saja. Aku juga bangga memiliki putri yang cantik,dermawan dan peduli terhadap rakyatnya. Beda dengan kehidupanku yang dulu...” bilang Kiran terputus
“Sudahlah itu masa lalu, jangan dipikirkan” tegas Putih
“Putih, sebenarnya kau adalah teman pertamaku..” bilang Kiran nada rendah
“Apa? Kenapa?” bingung Putih
“Dulu, ketika aku ingin berteman, aku selalu dikucilkan dan di hinaa, karena ayahku adalah koruptor atau mengambil uang rakyat. Karena waktu itu ayahku menjabat sebagai penasehat raja saat itu. Banyak yang mengejek aku anak penyedot uang. Aku sering menangis akan hal itu. Aku juga tak mengerti kenapa harus aku yang mendapat musibah ini. Padahal aku tahu kalau ayahku tidak pernah melakukan itu. Ayahku dipenjara dan di biarkan kelaparan. Hingga ia mati. Sekarang aku yang harus melunasi masalah itu, aku pernah sekali mengelak, alhasil aku malah dicambuk.” Jelas Kiran
“Astaga?! Kejam sekali! Lalu apa yang terjadi?” heran Putih
“Aku, selalu dihina dan disiksa, dan pernah sampai dibawa untuk dijadikan perempuan guna-guna. Untunglah aku kabur pada saat itu. Lalu aku mendengar bahwa kabar ayahku tidak bersalah. Tapi sang raja tetap tidak percaya dan terus memperalatku. Dan sampai sekarang aku bertemu denganmu di taman itu dan menjadi seperti sekrang ini. Terimakasih” jelas Kiran
“Ya Ampun!!! Kejam sekali dia. Egois sekali sikapnya! Aku tidak percaya itu!. Awas saja kalau dia menyakitimu, akan kubidik dengan panahku!” bentak Putih
“Sudahlah, kau sendiri yang bilang itu masa lalu”