Mohon tunggu...
Delima AsaKertana
Delima AsaKertana Mohon Tunggu... Akuntan - Delima

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebahagiaan

24 Februari 2021   09:44 Diperbarui: 24 Februari 2021   09:58 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

***

Saat itu aku masih balita berumur 1 tahun disaat itulah aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku karena mungkin mereka tidak lagi bisa untuk menjalani semua bersama sama.
Aku tinggal dengan nenek dan kakek pada saat itu, entah kenapa sebab dan akibatnya aku tidak bisa berjumpa dengan ayahku maupun ibuku sendiri sampai-sampai setiap kali aku berjumpa dengan ibuku pun aku selalu sulit untuk melepaskan ibuku untuk pergi meninggalkan ku saat itu.
" Ibu? Ibu jangan pergi kemana mana lagi ya, adel gamau ibu pergi ninggalin adel!? " Ungkapku.
" Iya maafkan ibu, ibu pergi mencari uang untuk Adel, biar Adel bisa jajan, bisa sekolah juga," jawab ibuku.
Disaat itu, aku sangat sangat takut jika ibuku pergi lagi, sampai sampai aku mengajipun ingin ditemani ibuku saat itu, sampai hujan-hujanan diantar.
Disaat itu tiba waktu dimana aku masuk pertama kali aku memulai sekolah SD semua teman-teman diantar dengan orang tuanya tetapi hanya akulah yang tidak pernah diantar ataupun ditunggui oleh orang tuaku, terkadang aku diantar oleh pamanku tetapi kupikir tidak apalah aku kan anak yg kuat dan hebat lagian juga sekolah SD ku dekat dengan rumahku sendiri. Akupun dan teman teman yang lain ikut dengan guru, aku mengikuti di belakang, nama guru itu Bu Jua entah kenapa dipanggil Bu Jua, sesampai di depan kelas semua dipersilahkan untuk mengenalkan diri terlebih dahulu dan aku dipanggil terlebih dahulu.
" Baik, sekarang kita akan belajar dikelas ini, dan satu satu dari kalian harus memperkenalkan diri ya,."Bu Jua berkata
"Namaku Delima Asa Kertana,." ucapku
Dan Buk Jua pun mempersilahkan duduk untuk duduk dimana saja tempat yang aku mau.
"Delima, ayo duduk dimana saja yang Delima ingin kan,."ucapnya
"Baik Bu"jawabku
Akhirnya duduk lah aku. Dan sampai akhirnya ada yang duduk dimeja tempat kududuku.
"Hai"ucapnya.
"Hmm,hai " jawabku seadanya.
Kami tidak banyak omong karena aku tidak suka basa basi apalagi dengan orang yang tidak kenal sama sekali denganku.
Tidak disitu saja, akupun tidak mudah berbaur dengan yang lain saat disekolah itu. Pada saat itu aku merasa hidupku sedikit mulai sedikit aku mulao berbaur dengan yang lain, saat itupun aku mulai bertanya pada teman sebangku ku. Dan aku mulai merasakan sensasi berbaur dengan teman teman itu sungguh menyenangkan.
Tetapi tidak lama dari itu, ada seseorang teman sekelasku yang didatangi oleh ibunya, dan saat itu aku mulai teringat pada ibuku, dan sangat rindu pada ibuku.
Pulang sekolah aku cerita semua apa yang aku alami saat masuk ke sekolah SD pertamaku kepada nenek dan kakek ku
Dan saat itu tiba-tiba menanyakan soal ibuku ke nenek ku.
"Nek, kapan ibu pulang!," Tanyaku.
"Ada apa? Adel pengen ketemu sama ibu ya?!," Kata nenek.
"Adel pengen ibu datang ke sekolah menemani Adel nek, seperti teman teman Adel lain nya," ucapku.
Dan saat itu nenek, mengalihkan pembicaraan dan menyuruhku mengganti baju, dan merapihkan nya di kamar.
Saat itu aku berumur 6 tahun selama itu aku tidak pernah bertemu dengan bapa kandung ku, saat aku beranjak ke 7 tahun aku didatangi bapaku, saat aku berada di ruang tamu.
" Assalamualaikum,," Salamnya sembari membawa boneka
" Wa'allaikumsallam," Jawabku sembari melongo
Aku hanya bisa diam dan menunduk. Aku tidak tau harus bagaimana apa yang aku lihat saat itu, aku langsung tidak bisa berkata kata.
Disaat bapaku datang saat hari ulang tahun ku  saat itu hadiah yang dia berikan padaku adalah hadiah yang sangat sangat aku ingin kan pada saat itu, kedatangannya sangat membuatku bahagia walaupun dia menemui ku hanya di hari istimewa ku.
" Apa kabar Adel? Bapa kangen banget sama Adel?!," Sembari memelukku dengan erat
" Aadel,, sehat pa, adel pun kangen bapa" Jawabku dengan kesedihan
Tidak bisa ku pungkiri, bahwa itu pertemuan yang sangat singkat saat itu, sekarang saat aku sudah beranjak kelas 4  aku tidak pernah bertemu lagi dengan nya, entah kenpa bapaku tidak datang untuk menemuiku lagi saat saat ulang tahunku, tiba-tiba ibu ku pun tidak pernah menemuiku lagi saat ulang tahunku. Disaat itu aku dengan nenek dan kakek.Tapi kalian kan tahu sepandai-pandainya pun kita menyembunyikan sesuatu pasti akan tercium juga bangkainya. Akhirnya aku ketahuan sama nenek dan kakek kalau aku selalu sedih dengan ketidak hadiran mereka saat hari ulang tahunku.
"Jangan pernah memikirkan hal apapun yang akan membuatmu sedih terlarut larut, semua sayang Adel, semua sedang mencari uang untuk hidup Adel, jadi jangan pernah sedih dengan ketidak adaan nya mereka disisi Adel ya," ucap nenek dengan matanya yang sedih menatapku.
Aku tidak bisa menjawab aku hanya diam dan tunduk karena aku hanya ingin bertemu mereka kala itu. Dan akhirnya nenek pun menelpon ibuku karna nenek tau aku sangat sangat merindukan ibu saat itu. Dan akhirnya akupun tidak terlalu memikirkan nya lagi karna sudah berbicara dengan ibu di telfon saat itu.
Nenek ku tidak pernah mengharapkan apapun pada bapaku saat itu, karna keadaan  yang memilih untuk tidak mengharapkan apapun untuk kehidupan ku. Karna kakaku sampai sekarang tidak pernah diperbolehkan untuk datang kerumah nenek ku apalagi untuk bertemu dengan ibuku.
Perpisahan mereka yang tidak aku inginkan membuat kakaku tertekan dengan keadaan, sampai sampai kakakku salah pergaulan karna ketidak inginan nya melihat perpisahan ibu dan bapa saat itu.
Saat aku kelas 4 kakaku terkenal sangat sangat nakal di sekolahnya, sampai sampai dia pernah tidak naik kelas, aku tidak tau apa yang membuat kakakku menjadi seperti itu, akan tetapi kakakku selalu membuat masalah yang bisa membawanya untuk bisa bertemu dengan ibu, walaupun saat itu bapa tidak pernah membolehkan kakak untuk mendatangi keluarga ibuku.
 Waktu berlalu begitu cepat, hingga aku sudah beranjak ke kelas 6 SD, jujur nenek dan kakek tidak pernah memintaku untuk aku harus meraih peringkat di sekolah ku, yang terpenting aku bisa naik kelaspun nenek dan kakek sudah bahagia.
 Saat itu aku sangat takut untuk memulai ujian nasional, karena aku sangat tak pandai untuk mengerjakan soal matematika, hingga akhirnya aku sudah menyelesaikan semua di hari terakhir ujian nasional, semua sangat takut untuk menunggu hasil yang sangat di harapkan nilai ujian tidak mengecewakan nenek maupun kakek, dan nenek selalu mengatakan bahwa.
 "Apapun yang telah diperjuangkan, pasti akan membuahi hasil yang baik." Ucap nenek
 "Iyaa nek, semoga hasilnya tidak mengecewakan," Jawabku
  Hingga akhirnya perpisahan tiba, allhamdulilah aku lulus, tetapi aku kurang puas dengan hasilku, akan tetapi aku akan terus berjuang untuk hasil yang lebih baik nantinya, mungkin semua sudah takdir dari yang maha kuasa, dan hanya ini kemampuanku dan pada saat itu ibuku pun datang dan tidak memarahiku akan hasil yang aku dapat.
  Sesudah aku mendapatkan hasil UN, aku mendaftar ke SMP Negeri walaupun nem ku tidak tinggi tetapi aku memakai zona daerah dekat rumah, awalnya aku tidak yakin dengan semua, akan tetapi setelah aku mendaftar dan saat itu allhamdulilah aku diterima di SMP Negri itu. Dan aku mengikuti semua dengan baik hingga tidak terasa aku pun sudah berada 3 tahun di sekolah menengah pertamaku.
 Ya hari demi hari kujalani tidak terasa pagi hari aku terbangun dan solat, hari itu hari Jumat hari yang paling dinanti semua siswa ya, karena hari Jumat adalah hari dimana terakhir sekolah, semua terasa lebih baik dari sebelumnya, aku bersiap siap dan memakai baju seragam gamis yang dikhususkan dipakai pada hari Jumat, pukul 6 lebih 15 menit aku didatangi temanku untuk berjalan menuju sekolah.
 " Adeeelllllll,, " Ucapnya dengan suara lantang.
 " Tunggu, aku sedang memakai sepatu, " Ucapku dengan tergesa-gesa
  Setelah aku selesai memakai sepatu aku mengucapkan salam dan berpamitan kepada nenekku untuk berangkat sekolah bersama Ica, dan aku berangkat bersamanya.
  Tak terasa aku sudah sampai sekolah, ya karena sekolah ku dekat dengan rumah nenek, saat tiba digerbang aku dan ica terpisah karna kelas kita berbeda. Saat aku berjalan menuju kelas ada seseorang yang memanggil namaku dengen berteriak. " Adelllllll..." Suaranya saat aku melirik kebelakang aku tidak melihat temanku ataupun siapapun yang terlihat seperti sudah memanggilku, saat itu terlihat abai dan tidak peduli dan aku melanjutkan berjalan lagi menuju kelasku.
  Hari itu aku sangat bahagia karna tugas hafalanku selesai, dan aku tidak mempunyai beban lagi, aku tidak memikirkan hal apapun lagi saat itu, sampai waktu nya tiba istirahat, akupun diajak ke kantin oleh temanku, karena perutku sudah tidak kuat menahan lapar, dan akhirnya aku ikut dengan temanku. Hingga tiba di kantin aku membeli mie goreng itu adalah makanan yang paling diincar semua siswa saat istirahat pada waktu itu kantin itu sangat penuh, aku dan temanku pun harus menunggu antrian yang sangat panjang, tiba tiba ada seseorang yang memanggilku lagi, saat aku mencari lagi tidak ada yang terlihat seperti memanggil namaku, dan aku pun tidak ingin tau juga dan aku berpikir mungkin saja aku salah mendengar. Setelah jajan dari kantin ada lagi yang memanggilku saat aku melirik kebelakang ternyata ada lelaki yang menatapku sembari berjalan ke arahku, aku kira dia akan menghampiri ku ternyata dia hanya melewatiku, sejak saat itu aku tidak memikirkan hal itu, walau dirasa aneh sekali ada yang memanggil namaku.
 Tiba pelajaran sbk ya pelajaran yang sangat singkat guru sbk ku Pa Budi tidak pernah memberi tugas yang banyak bahkan tidak pernah hadir dalam kelas karena dia sangat sibuk, saat menunggu pa budi datang ketua kelasku berbicara.
  "Sebaiknya kita panggil saja ya pa budi, takutnya guru lain akan marah jika kita tidak meminta tugas atau menanyakan tentang guru mapel ini " Saut ketua kelas
  " Yaghh,, jangan dong kan lebih enak gada tugass hahaha" Jawab seorang teman laki lakiku
  Mungkin semua sangat senang bila tidak ada kehadiran guru dikelas, akan tetapi jika terus seperti itu nanti kita pun akan terus tertinggal materi pembelajaran nya juga. Berapa lama kemudian teman dari kelas lain memberikan tugas selembaran untuk kelas ku dan semua bersorak kecewa dengan adanya tugas itu.

***
***
 Hari demi hari tidak terasa waktu begitu cepat berlalu hingga akupun sudah ada diakhir perpisahan sekolah menengah ini, banyak sekali cerita yang mungkin membuatku sangat kecewa dengan sikapku saat itu, saat aku mulai merasakan bahwa diriku sudah berbeda, ya mungkin jika aku kembali dalam ceritaku saat itu dimana ada seseorang yang memanggilku dan saat aku lihat tidak ada orang yang merasa memanggilku. Dan akhirnya aku tau siapa seseorang yang selalu memanggil namaku dia adalah adik kelasku, awalnya aku tidak tau tetapi tiba tiba sodara ku menanyakan hal aneh saat pulang sekolah.
 
"Del,, " Sautnya dari belakang
 
" Ada apa dan??, " Jawabku

"Apa kamu berpacaran dengan temanku?!, " ucapnya

Saat itu aku tidak tau mengapa dia menanyakan hal seperti itu dengan tiba tiba.

"Hah?? Maksud nya apaan si!" ucapku

"Temanku sendiri yang berkata bahwa kamu berpacaran dengannya, parah si ga ngaku" Kata zidan

"Hah? Sumpah aku ga pacaran, aku ga kenal juga temen kamu!!!, Ga usah Ngada ngada deh" ucapku sembari pergi

Hari itu sangat sangat menyebalkan, aku tidak tau apa maksud dari perkataan Zidan saat itu, bahkan aku tidak memiliki pacar atau pun teman dekat saat itu. Setelah aku sampai di rumah ternyata nenek sudah memasak makanan kesukaanku.

"Assalamuallaikum, nekk " Salamku

"Waallaikumsallam,, allhamdulila ternyata sudah pulang, ayo segera ganti baju dan makanlah,, " Kata nenek sambil pergi ke dapur

"Siapp " Jawabku seadanya

Sekolah dulu tidak pernah memperbolehkan siswa untuk membawa hp ke sekolah, saat sesudah makan aku membuka hp dan membuka akun sosmed yang aku punya, saat itu aku tidak ada pekerjaan rumah ataupun PR sekolah, tiba tiba hp ku mendapat notif pesan dan ternyata ada pesan dari Seorang yang tidak aku kenal saat itu, saat aku balas pesan nya dia menanyakan " Kamu saudara Zidan ya?" aku terkejut dan langsung membalas pesan itu "Iya betul, ini siapa " jawab pesanku saat itu aku langsung teringgat tentang pertanyaan Zidan saat pulang sekolah tadi. Saat itu kami saling memberi pesan dan membalas pesan.  Hingga akhirnya kita bertemu. Dia mengajakku bertemu dekat rumah nenek. Saat dia datang.

"Kamu Adel? " Ucap seseorang

"Hah? Ehhh,, kamu yang tadi ngajak ketemu ya??, " ucapku

"Iyaa aku, ayo duduk disini" katanya

Akupun menghampiri dan duduk bersamanya. Saat itu aku tidak tau harus berbicara apa, dan dia pun diam saja tidak berbicara. Entah mengapa aku mau bertemu dengannya saat itu. Lalu aku memulai bertanya tentang pertanyaan Zidan saat itu.

"Emm, kamu pernah berbicara apa kepada Zidan?,," Tanyaku

"Aapa?, " Sautnya

"Iya, Zidan pernah menanyakan hal tentang teman nya yang mengaku ngaku bahwa dia pacaran denganku, itukah kamu?? " Jawabku

"Ehh, jadi sebenarnya aku ga bilang gitu ko, tapi cuma bilang pengen Deket aja sama kamu,, asli deh ga boong !!! " Katanya sambil tersenyum

Saat itu aku benar benar marah pada Zidan entah mengapa dia berbicara itu. Saat pertemuan itu aku dan teman Zidan selalu chattingan hingga singkat cerita aku memiliki kedekatan dengannya. Ya mungkin saat itu aku tidak tau apa itu namanya cinta, ya dulu sedang banyak sekali anak anak SMP yang sudah pacaran. Disaat itu aku sangat takut untuk memberi tau bahwa aku mempunyai teman dekat, karna saat itu aku tidak diperbolehkan untuk mempunyai teman dekat. Akan tetapi dia selalu memaksa untuk selalu ingin datang kerumah nenek ku pada saat nya tiba keluarga ku sedang berkumpul keluarga, saat itu pun dia ingin sekali untuk bertemu dengan keluargaku hingga akhirnya dia bertemu dengan keluargaku. Sejujurnya aku takut tetapi respon keluarga ku biasa aja tidak marah.

Beberapa hari setelah itu kita masih terus dekat bahkan aku dan dia selalu bertemu setiap harinya, jika siang tidak bertemu kami bertemu saat malam hari  dan sebaliknya, hingga beberapa bulan kemudian aku sudah menjalin hubungan dengan lama bersamanya, akan tetapi hal yang tidak aku ingin kan terjadi juga padaku saat itu.

Sejujurnya aku sangat kecewa dengan semua ini, permasalahan terjadi saat kita sudah sangat sangat dekat. Sejujurnya nenek tidak menginginkan aku untuk dekat dengan nya, nenek menyuruh ku untuk tetap fokus pada sekolah ku, akan tetapi aku sangat tidak bisa untuk melepaskan nya saat itu. Hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara keluarga ku dan keluarga nya. Sampai sampai bapaku datang ke sini hanya karena masalah ini. Aku tidak ingin mengingat nya, akan tetapi aku mengambil pelajaran dari semua ini, apapun yang dilarang oleh orang tua itu lah yang terbaik buat kita.

***

Waktu itu tahun 2020 dibulan Januari semua sangat baik baik saja bahkan tidak ada permasalahan yang terjadi, saat itu keluarga sedang berkumpul dan mengadakan berkemah bersama, akan tetapi ibuku tidak ada tetapi itu tidak jadi masalah karna aku terbiasa berpergian bersama Nya.

Selama berkemah, fisik dan angin malam membuat hidung mampet, kepala pusing dan mulai demam, aku sangat tidak kuat dengan kedinginan dimalam hari. Sepanjang hari aku hanya istirahat dirumah, kondisi ku saat lima hari kemudian. Sudah mulai bisa tertawa dan kuat seperti biasanya. Dan aku mulai melanjutkan aktifitas ku seperti biasanya.

Aku sungguh sangat tidak bisa melupakan apa yang terjadi pada malam itu, suasana sangat hangat bakar bakar ikan, ayam, dan mengadakan acara game untuk cucu cucu. Jujur aku sangat senang dengan tanpa beban, aku sudah lega karna tidak memiliki masalah lagi, walaupun kejadian 2tahun lalu itu tidak bisa pernah kulupakan karna aku merasa seperti berada di dalam ruang yang sangat kosong tidak ada kebagiaan pada diriku saat itu. Dan Minggu ini ada banyak kajadian yang menyenangkan dan besok adalah penutup akhir pekan. Kegembiraan datang meluap karna adanya keluargaku.

Setelah keluargaku sudah harus pulang, semua hening lagi tidak ada keramaian lagi. Kesokan nya aku bermain dengan Ica, bisa disebut dia adalah orang yang sangat dekat denganku, dia yang kadang selalu menghibur saat aku sedang tidak baik, tidak lama dari itu Ica mengajaku pergi kesuatu tempat hingga akhirnya sampai ditempat itu. Aku duduk menghadap kearah parkiran motor, setelah aku sudah memesan minuman bersama Ica, begitupun datang lah minuman itu. Aku terdiam dan terkejut, menatap ke arah dimana ada seseorang yang diam berdiri tepat jauh dibelakang Ica duduk. Ya allah sejujurnya aku sangat sedih dan tidak bisa menahan air mataku saat itu apa yang sesungguhnya telah terjadi ini? Apa yang harus ku lakukan?

Saat aku mau meminum minuman yang telah kupesan, aku sangat terkejut dengan kehadiran seseorang itu, karna jujur sudah lama aku tidak bertemu dengan dia, aku bahkan berharap tidak ingin untuk bertemu nya lagi, perpisahan kita pun sudah membuat ku tidak kuat untuk menerima semua kenyataan, akan tetapi saat itu hari itu aku bertemu lagi. Aku terdiam lama sambil meminum minuman itu, aku tidak kuasa menahan air mata, seperti aku ingin pergi dan tidak berani untuk melihat nya lagi. Yang menumpuk harapan menyatakan bahwa semua sudah tidak baik baik sajatahun ke tahun aku malah semakin ingat dengan semua kejadian sejak perkenalan kami, masa masa saling menyatakan perasaan, fase komitmen hubungan yang saling menyatukan kami.

Saat itu dia menghampiriku. Lulutku gemetar aku mengenal kesempatan meski tidak pernah mengerti apa yang pernah terjadi, dia menyapaku dan meminta duduk bersama dengan teman nya di mejaku.

"Hii, boleh aku duduk disini bersama kalian?, " ucapnya.

"Aapa? Emm yaa boleh boleh, " Kata ku sembari gugup

Aku menggigit bibir. Menatap lalu lalang pengunjung. Malam malam terasa lebih dingin, dan semakin sesak. Gerakan tubuh resah. Aku memegang rambut pelan. Mendesis masa masa getir itu. Aku sungguh tidak bisa berpikir jernih. Aku tidak tau harus berbicara apa dengan nya. Otakku terlanjur dipenuhi potongan potongan masa lalu, wajah yang terharu saat kami berpisah Takan mungkin bisaku lupakan.

Dua tahun, tidak bersama tetapi perasaan itu malah semakin muncul. Wajah yang tersipu ketahuan mencuri pandang. Dan dia mulai mengajakku untuk memulai percakapan agar tidak seperti seseorang yang baru bertemu. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku senang menghabiskan waktu bersama Nya saat itu. Aku senang memandangi wajah nya, aku sedang berada didekatnya. Saat dia tersenyum lebar. Benar benar moment yang tidak bisa kulupakan.

Bagaimana tidak?

Waktu itu kami, sedang bermain dan berbahagia bersama, dengan semua yang kita lakukan saat itu, tidak bisa dipungkiri semua hanya menjadi cerita yang sudah tidak bisa untuk di perbaiki. Walaupun semua sudah terjadi dan mungkin pertemuan kita menjadi kesempatan untuk kami untuk saling dekat, aku dan dia tetap berpegang teguh untuk tidak melakukan apa-apa lagi bersama dan kami tetap melakukan apa yang keluarga kita harapkan.

Setelah pertemuan singkat itu sejujurnya aku aga sedih, karna mungkin itu pertemuan terakhir atau entah mungkin Takan bisa bertemu lagi, akan tetapi aku tidak mau mengalami kesedihan lagi dan permasalahannya yang muncul lagi nantinya, mungkin semua sudah mempunyai porsi masing masing, semua sudah dirancang sebaik baiknya oleh allah, aku yakin semua akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kebahagiaan ku ada tanganku sendiri keluargaku akan lebih membuatku bahagia, dan aku yaki apapun yang terjadi nanti semua akan baik-baik saja dengan kehangatan keluarga.

***

Hujan deras kembali datang, lebih serasa dari biasanya, seperti hujan yang akan lama turun.

Aku menatap hutan didepan rumah. Langit yang mencurahkan seluruh air turun ke bumi. Awan semakin hitam tak terasa hujan masih turun sampai malam semakin naik. Beberapa hari ini aku sibuk, dengan tugas tugas sekolahku yang semakin banyak. Aku mengerjakan tugas ku di meja ruang tamu.

Tidak lama dari situ, nenek datang menghampiri. Nenek melihatku.

"Kenapa belum tidur?, "

Aku menggeleng, memegang buku dan pensil, dan nenek pun duduk sofa.

"Seharunya kamu tidur, lihat jam sekarang sudah malam, "

Aku mengangguk, dan membereskan semua buku yang ada dimeja dan pergi ke kamar untuk tidur.

"Nenek senang. Akhirnya setelah dua tahun ini, kamu selalu melakukan hal yang baik dan benar, " Suara nenek yang sangat bahagia

"Adel senang nenek sudah tidak memarahi lagi Adel, apapun yang pernah Adel lakukan jika itu salah gakan pernah Adel lakukan lagi nek, " Entah mengapa itu terucap begitu saja.

Nenek melihatku dan tersenyum, dan menyuruhku untuk tidur, dan mengusap rambutku.

Malam itu hujan semakin deras dengan adanya tambahan petir dan lampu sambarannya, kamarku sangat hening saat itu telah terjadi tanpa ada yang menemani dikamar itu aku menatap langit langit kamar, dan mengucap dalam hati. Semua sudah berlalu itu semua tinggal kenangan. Dan aku mulai berjanji untuk melupakannya detik itu hari itu bahkan hujan pun menjadi saksi.

Saat aku terbangun pagi, dunia sangat begitu cerah, seakan-akan semua bahagia dengen keputusan ku. Aku sangat sangat senang aku yakin kebahagiaanku nanti akan datang disaat waktu yang tepat bahkan keluargaku pun sudah cukup membuatku bahagia.

Pagi itu aku akhirnya mengerti apa arti mengikhlaskan, bahkan mawar kan tumbuh diteharnya karang, jika kamu menghendakinya.***

"Aapa?, " saat itu aku masih balita berumur 1 tahun disaat itulah aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku karena mungkin mereka tidak lagi bisa untuk menjalani semua bersama sama.

Aku tinggal dengan nenek dan kakek pada saat itu, entah kenapa sebab dan akibatnya aku tidak bisa berjumpa dengan ayahku maupun ibuku sendiri sampai-sampai setiap kali aku berjumpa dengan ibuku pun aku selalu sulit untuk melepaskan ibuku untuk pergi meninggalkan ku saat itu.

" Ibu? Ibu jangan pergi kemana mana lagi ya, adel gamau ibu pergi ninggalin adel!? " Ungkapku.

" Iya maafkan ibu, ibu pergi mencari uang untuk Adel, biar Adel bisa jajan, bisa sekolah juga," jawab ibuku.

Disaat itu, aku sangat sangat takut jika ibuku pergi lagi, sampai sampai aku mengajipun ingin ditemani ibuku saat itu, sampai hujan-hujanan diantar.

Disaat itu tiba waktu dimana aku masuk pertama kali aku memulai sekolah SD semua teman-teman diantar dengan orang tuanya tetapi hanya akulah yang tidak pernah diantar ataupun ditunggui oleh orang tuaku, terkadang aku diantar oleh pamanku tetapi kupikir tidak apalah aku kan anak yg kuat dan hebat lagian juga sekolah SD ku dekat dengan rumahku sendiri. Akupun dan teman teman yang lain ikut dengan guru, aku mengikuti di belakang, nama guru itu Bu Jua entah kenapa dipanggil Bu Jua, sesampai di depan kelas semua dipersilahkan untuk mengenalkan diri terlebih dahulu dan aku dipanggil terlebih dahulu.

" Baik, sekarang kita akan belajar dikelas ini, dan satu satu dari kalian harus memperkenalkan diri ya,."Bu Jua berkata

"Namaku Delima Asa Kertana,." ucapku

Dan Buk Jua pun mempersilahkan duduk untuk duduk dimana saja tempat yang aku mau.

"Delima, ayo duduk dimana saja yang Delima ingin kan,."ucapnya

"Baik Bu"jawabku

Akhirnya duduk lah aku. Dan sampai akhirnya ada yang duduk dimeja tempat kududuku.

"Hai"ucapnya.

"Hmm,hai " jawabku seadanya.

Kami tidak banyak omong karena aku tidak suka basa basi apalagi dengan orang yang tidak kenal sama sekali denganku.

Tidak disitu saja, akupun tidak mudah berbaur dengan yang lain saat disekolah itu. Pada saat itu aku merasa hidupku sedikit mulai sedikit aku mulao berbaur dengan yang lain, saat itupun aku mulai bertanya pada teman sebangku ku. Dan aku mulai merasakan sensasi berbaur dengan teman teman itu sungguh menyenangkan.

Tetapi tidak lama dari itu, ada seseorang teman sekelasku yang didatangi oleh ibunya, dan saat itu aku mulai teringat pada ibuku, dan sangat rindu pada ibuku.

Pulang sekolah aku cerita semua apa yang aku alami saat masuk ke sekolah SD pertamaku kepada nenek dan kakek ku

Dan saat itu tiba-tiba menanyakan soal ibuku ke nenek ku.

"Nek, kapan ibu pulang!," Tanyaku.

"Ada apa? Adel pengen ketemu sama ibu ya?!," Kata nenek.

"Adel pengen ibu datang ke sekolah menemani Adel nek, seperti teman teman Adel lain nya," ucapku.

Dan saat itu nenek, mengalihkan pembicaraan dan menyuruhku mengganti baju, dan merapihkan nya di kamar.

Saat itu aku berumur 6 tahun selama itu aku tidak pernah bertemu dengan bapa kandung ku, saat aku beranjak ke 7 tahun aku didatangi bapaku, saat aku berada di ruang tamu.

" Assalamualaikum,," Salamnya sembari membawa boneka

" Wa'allaikumsallam," Jawabku sembari melongo

Aku hanya bisa diam dan menunduk. Aku tidak tau harus bagaimana apa yang aku lihat saat itu, aku langsung tidak bisa berkata kata.

Disaat bapaku datang saat hari ulang tahun ku  saat itu hadiah yang dia berikan padaku adalah hadiah yang sangat sangat aku ingin kan pada saat itu, kedatangannya sangat membuatku bahagia walaupun dia menemui ku hanya di hari istimewa ku.

" Apa kabar Adel? Bapa kangen banget sama Adel?!," Sembari memelukku dengan erat

" Aadel,, sehat pa, adel pun kangen bapa" Jawabku dengan kesedihan

Tidak bisa ku pungkiri, bahwa itu pertemuan yang sangat singkat saat itu, sekarang saat aku sudah beranjak kelas 4  aku tidak pernah bertemu lagi dengan nya, entah kenpa bapaku tidak datang untuk menemuiku lagi saat saat ulang tahunku, tiba-tiba ibu ku pun tidak pernah menemuiku lagi saat ulang tahunku. Disaat itu aku dengan nenek dan kakek.Tapi kalian kan tahu sepandai-pandainya pun kita menyembunyikan sesuatu pasti akan tercium juga bangkainya. Akhirnya aku ketahuan sama nenek dan kakek kalau aku selalu sedih dengan ketidak hadiran mereka saat hari ulang tahunku.

"Jangan pernah memikirkan hal apapun yang akan membuatmu sedih terlarut larut, semua sayang Adel, semua sedang mencari uang untuk hidup Adel, jadi jangan pernah sedih dengan ketidak adaan nya mereka disisi Adel ya," ucap nenek dengan matanya yang sedih menatapku.

Aku tidak bisa menjawab aku hanya diam dan tunduk karena aku hanya ingin bertemu mereka kala itu. Dan akhirnya nenek pun menelpon ibuku karna nenek tau aku sangat sangat merindukan ibu saat itu. Dan akhirnya akupun tidak terlalu memikirkan nya lagi karna sudah berbicara dengan ibu di telfon saat itu.

Nenek ku tidak pernah mengharapkan apapun pada bapaku saat itu, karna keadaan  yang memilih untuk tidak mengharapkan apapun untuk kehidupan ku. Karna kakaku sampai sekarang tidak pernah diperbolehkan untuk datang kerumah nenek ku apalagi untuk bertemu dengan ibuku.

Perpisahan mereka yang tidak aku inginkan membuat kakaku tertekan dengan keadaan, sampai sampai kakakku salah pergaulan karna ketidak inginan nya melihat perpisahan ibu dan bapa saat itu.

Saat aku kelas 4 kakaku terkenal sangat sangat nakal di sekolahnya, sampai sampai dia pernah tidak naik kelas, aku tidak tau apa yang membuat kakakku menjadi seperti itu, akan tetapi kakakku selalu membuat masalah yang bisa membawanya untuk bisa bertemu dengan ibu, walaupun saat itu bapa tidak pernah membolehkan kakak untuk mendatangi keluarga ibuku.

 Waktu berlalu begitu cepat, hingga aku sudah beranjak ke kelas 6 SD, jujur nenek dan kakek tidak pernah memintaku untuk aku harus meraih peringkat di sekolah ku, yang terpenting aku bisa naik kelaspun nenek dan kakek sudah bahagia.

 Saat itu aku sangat takut untuk memulai ujian nasional, karena aku sangat tak pandai untuk mengerjakan soal matematika, hingga akhirnya aku sudah menyelesaikan semua di hari terakhir ujian nasional, semua sangat takut untuk menunggu hasil yang sangat di harapkan nilai ujian tidak mengecewakan nenek maupun kakek, dan nenek selalu mengatakan bahwa.

 "Apapun yang telah diperjuangkan, pasti akan membuahi hasil yang baik." Ucap nenek

 "Iyaa nek, semoga hasilnya tidak mengecewakan," Jawabku

  Hingga akhirnya perpisahan tiba, allhamdulilah aku lulus, tetapi aku kurang puas dengan hasilku, akan tetapi aku akan terus berjuang untuk hasil yang lebih baik nantinya, mungkin semua sudah takdir dari yang maha kuasa, dan hanya ini kemampuanku dan pada saat itu ibuku pun datang dan tidak memarahiku akan hasil yang aku dapat.

  Sesudah aku mendapatkan hasil UN, aku mendaftar ke SMP Negeri walaupun nem ku tidak tinggi tetapi aku memakai zona daerah dekat rumah, awalnya aku tidak yakin dengan semua, akan tetapi setelah aku mendaftar dan saat itu allhamdulilah aku diterima di SMP Negri itu. Dan aku mengikuti semua dengan baik hingga tidak terasa aku pun sudah berada 3 tahun di sekolah menengah pertamaku.

 Ya hari demi hari kujalani tidak terasa pagi hari aku terbangun dan solat, hari itu hari Jumat hari yang paling dinanti semua siswa ya, karena hari Jumat adalah hari dimana terakhir sekolah, semua terasa lebih baik dari sebelumnya, aku bersiap siap dan memakai baju seragam gamis yang dikhususkan dipakai pada hari Jumat, pukul 6 lebih 15 menit aku didatangi temanku untuk berjalan menuju sekolah.

 " Adeeelllllll,, " Ucapnya dengan suara lantang.

 " Tunggu, aku sedang memakai sepatu, " Ucapku dengan tergesa-gesa 

  Setelah aku selesai memakai sepatu aku mengucapkan salam dan berpamitan kepada nenekku untuk berangkat sekolah bersama Ica, dan aku berangkat bersamanya.

  Tak terasa aku sudah sampai sekolah, ya karena sekolah ku dekat dengan rumah nenek, saat tiba digerbang aku dan ica terpisah karna kelas kita berbeda. Saat aku berjalan menuju kelas ada seseorang yang memanggil namaku dengen berteriak. " Adelllllll..." Suaranya saat aku melirik kebelakang aku tidak melihat temanku ataupun siapapun yang terlihat seperti sudah memanggilku, saat itu terlihat abai dan tidak peduli dan aku melanjutkan berjalan lagi menuju kelasku.

  Hari itu aku sangat bahagia karna tugas hafalanku selesai, dan aku tidak mempunyai beban lagi, aku tidak memikirkan hal apapun lagi saat itu, sampai waktu nya tiba istirahat, akupun diajak ke kantin oleh temanku, karena perutku sudah tidak kuat menahan lapar, dan akhirnya aku ikut dengan temanku. Hingga tiba di kantin aku membeli mie goreng itu adalah makanan yang paling diincar semua siswa saat istirahat pada waktu itu kantin itu sangat penuh, aku dan temanku pun harus menunggu antrian yang sangat panjang, tiba tiba ada seseorang yang memanggilku lagi, saat aku mencari lagi tidak ada yang terlihat seperti memanggil namaku, dan aku pun tidak ingin tau juga dan aku berpikir mungkin saja aku salah mendengar. Setelah jajan dari kantin ada lagi yang memanggilku saat aku melirik kebelakang ternyata ada lelaki yang menatapku sembari berjalan ke arahku, aku kira dia akan menghampiri ku ternyata dia hanya melewatiku, sejak saat itu aku tidak memikirkan hal itu, walau dirasa aneh sekali ada yang memanggil namaku.

 Tiba pelajaran sbk ya pelajaran yang sangat singkat guru sbk ku Pa Budi tidak pernah memberi tugas yang banyak bahkan tidak pernah hadir dalam kelas karena dia sangat sibuk, saat menunggu pa budi datang ketua kelasku berbicara.

  "Sebaiknya kita panggil saja ya pa budi, takutnya guru lain akan marah jika kita tidak meminta tugas atau menanyakan tentang guru mapel ini " Saut ketua kelas

  " Yaghh,, jangan dong kan lebih enak gada tugass hahaha" Jawab seorang teman laki lakiku

  Mungkin semua sangat senang bila tidak ada kehadiran guru dikelas, akan tetapi jika terus seperti itu nanti kita pun akan terus tertinggal materi pembelajaran nya juga. Berapa lama kemudian teman dari kelas lain memberikan tugas selembaran untuk kelas ku dan semua bersorak kecewa dengan adanya tugas itu.

***

***

 Hari demi hari tidak terasa waktu begitu cepat berlalu hingga akupun sudah ada diakhir perpisahan sekolah menengah ini, banyak sekali cerita yang mungkin membuatku sangat kecewa dengan sikapku saat itu, saat aku mulai merasakan bahwa diriku sudah berbeda, ya mungkin jika aku kembali dalam ceritaku saat itu dimana ada seseorang yang memanggilku dan saat aku lihat tidak ada orang yang merasa memanggilku. Dan akhirnya aku tau siapa seseorang yang selalu memanggil namaku dia adalah adik kelasku, awalnya aku tidak tau tetapi tiba tiba sodara ku menanyakan hal aneh saat pulang sekolah.

 

"Del,, " Sautnya dari belakang

 

" Ada apa dan??, " Jawabku

"Apa kamu berpacaran dengan temanku?!, " ucapnya

Saat itu aku tidak tau mengapa dia menanyakan hal seperti itu dengan tiba tiba.

"Hah?? Maksud nya apaan si!" ucapku 

"Temanku sendiri yang berkata bahwa kamu berpacaran dengannya, parah si ga ngaku" Kata zidan

"Hah? Sumpah aku ga pacaran, aku ga kenal juga temen kamu!!!, Ga usah Ngada ngada deh" ucapku sembari pergi 

Hari itu sangat sangat menyebalkan, aku tidak tau apa maksud dari perkataan Zidan saat itu, bahkan aku tidak memiliki pacar atau pun teman dekat saat itu. Setelah aku sampai di rumah ternyata nenek sudah memasak makanan kesukaanku.

"Assalamuallaikum, nekk " Salamku 

"Waallaikumsallam,, allhamdulila ternyata sudah pulang, ayo segera ganti baju dan makanlah,, " Kata nenek sambil pergi ke dapur

"Siapp " Jawabku seadanya

Sekolah dulu tidak pernah memperbolehkan siswa untuk membawa hp ke sekolah, saat sesudah makan aku membuka hp dan membuka akun sosmed yang aku punya, saat itu aku tidak ada pekerjaan rumah ataupun PR sekolah, tiba tiba hp ku mendapat notif pesan dan ternyata ada pesan dari Seorang yang tidak aku kenal saat itu, saat aku balas pesan nya dia menanyakan " Kamu saudara Zidan ya?" aku terkejut dan langsung membalas pesan itu "Iya betul, ini siapa " jawab pesanku saat itu aku langsung teringgat tentang pertanyaan Zidan saat pulang sekolah tadi. Saat itu kami saling memberi pesan dan membalas pesan.  Hingga akhirnya kita bertemu. Dia mengajakku bertemu dekat rumah nenek. Saat dia datang.

"Kamu Adel? " Ucap seseorang

"Hah? Ehhh,, kamu yang tadi ngajak ketemu ya??, " ucapku

"Iyaa aku, ayo duduk disini" katanya

Akupun menghampiri dan duduk bersamanya. Saat itu aku tidak tau harus berbicara apa, dan dia pun diam saja tidak berbicara. Entah mengapa aku mau bertemu dengannya saat itu. Lalu aku memulai bertanya tentang pertanyaan Zidan saat itu.

"Emm, kamu pernah berbicara apa kepada Zidan?,," Tanyaku 

"Aapa?, " Sautnya

"Iya, Zidan pernah menanyakan hal tentang teman nya yang mengaku ngaku bahwa dia pacaran denganku, itukah kamu?? " Jawabku

"Ehh, jadi sebenarnya aku ga bilang gitu ko, tapi cuma bilang pengen Deket aja sama kamu,, asli deh ga boong !!! " Katanya sambil tersenyum

Saat itu aku benar benar marah pada Zidan entah mengapa dia berbicara itu. Saat pertemuan itu aku dan teman Zidan selalu chattingan hingga singkat cerita aku memiliki kedekatan dengannya. Ya mungkin saat itu aku tidak tau apa itu namanya cinta, ya dulu sedang banyak sekali anak anak SMP yang sudah pacaran. Disaat itu aku sangat takut untuk memberi tau bahwa aku mempunyai teman dekat, karna saat itu aku tidak diperbolehkan untuk mempunyai teman dekat. Akan tetapi dia selalu memaksa untuk selalu ingin datang kerumah nenek ku pada saat nya tiba keluarga ku sedang berkumpul keluarga, saat itu pun dia ingin sekali untuk bertemu dengan keluargaku hingga akhirnya dia bertemu dengan keluargaku. Sejujurnya aku takut tetapi respon keluarga ku biasa aja tidak marah.

Beberapa hari setelah itu kita masih terus dekat bahkan aku dan dia selalu bertemu setiap harinya, jika siang tidak bertemu kami bertemu saat malam hari  dan sebaliknya, hingga beberapa bulan kemudian aku sudah menjalin hubungan dengan lama bersamanya, akan tetapi hal yang tidak aku ingin kan terjadi juga padaku saat itu.

Sejujurnya aku sangat kecewa dengan semua ini, permasalahan terjadi saat kita sudah sangat sangat dekat. Sejujurnya nenek tidak menginginkan aku untuk dekat dengan nya, nenek menyuruh ku untuk tetap fokus pada sekolah ku, akan tetapi aku sangat tidak bisa untuk melepaskan nya saat itu. Hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara keluarga ku dan keluarga nya. Sampai sampai bapaku datang ke sini hanya karena masalah ini. Aku tidak ingin mengingat nya, akan tetapi aku mengambil pelajaran dari semua ini, apapun yang dilarang oleh orang tua itu lah yang terbaik buat kita.

***

Waktu itu tahun 2020 dibulan Januari semua sangat baik baik saja bahkan tidak ada permasalahan yang terjadi, saat itu keluarga sedang berkumpul dan mengadakan berkemah bersama, akan tetapi ibuku tidak ada tetapi itu tidak jadi masalah karna aku terbiasa berpergian bersama Nya.

Selama berkemah, fisik dan angin malam membuat hidung mampet, kepala pusing dan mulai demam, aku sangat tidak kuat dengan kedinginan dimalam hari. Sepanjang hari aku hanya istirahat dirumah, kondisi ku saat lima hari kemudian. Sudah mulai bisa tertawa dan kuat seperti biasanya. Dan aku mulai melanjutkan aktifitas ku seperti biasanya.

Aku sungguh sangat tidak bisa melupakan apa yang terjadi pada malam itu, suasana sangat hangat bakar bakar ikan, ayam, dan mengadakan acara game untuk cucu cucu. Jujur aku sangat senang dengan tanpa beban, aku sudah lega karna tidak memiliki masalah lagi, walaupun kejadian 2tahun lalu itu tidak bisa pernah kulupakan karna aku merasa seperti berada di dalam ruang yang sangat kosong tidak ada kebagiaan pada diriku saat itu. Dan Minggu ini ada banyak kajadian yang menyenangkan dan besok adalah penutup akhir pekan. Kegembiraan datang meluap karna adanya keluargaku.

Setelah keluargaku sudah harus pulang, semua hening lagi tidak ada keramaian lagi. Kesokan nya aku bermain dengan Ica, bisa disebut dia adalah orang yang sangat dekat denganku, dia yang kadang selalu menghibur saat aku sedang tidak baik, tidak lama dari itu Ica mengajaku pergi kesuatu tempat hingga akhirnya sampai ditempat itu. Aku duduk menghadap kearah parkiran motor, setelah aku sudah memesan minuman bersama Ica, begitupun datang lah minuman itu. Aku terdiam dan terkejut, menatap ke arah dimana ada seseorang yang diam berdiri tepat jauh dibelakang Ica duduk. Ya allah sejujurnya aku sangat sedih dan tidak bisa menahan air mataku saat itu apa yang sesungguhnya telah terjadi ini? Apa yang harus ku lakukan? 

Saat aku mau meminum minuman yang telah kupesan, aku sangat terkejut dengan kehadiran seseorang itu, karna jujur sudah lama aku tidak bertemu dengan dia, aku bahkan berharap tidak ingin untuk bertemu nya lagi, perpisahan kita pun sudah membuat ku tidak kuat untuk menerima semua kenyataan, akan tetapi saat itu hari itu aku bertemu lagi. Aku terdiam lama sambil meminum minuman itu, aku tidak kuasa menahan air mata, seperti aku ingin pergi dan tidak berani untuk melihat nya lagi. Yang menumpuk harapan menyatakan bahwa semua sudah tidak baik baik sajatahun ke tahun aku malah semakin ingat dengan semua kejadian sejak perkenalan kami, masa masa saling menyatakan perasaan, fase komitmen hubungan yang saling menyatukan kami. 

Saat itu dia menghampiriku. Lulutku gemetar aku mengenal kesempatan meski tidak pernah mengerti apa yang pernah terjadi, dia menyapaku dan meminta duduk bersama dengan teman nya di mejaku. 

"Hii, boleh aku duduk disini bersama kalian?, " ucapnya.

"Aapa? Emm yaa boleh boleh, " Kata ku sembari gugup

Aku menggigit bibir. Menatap lalu lalang pengunjung. Malam malam terasa lebih dingin, dan semakin sesak. Gerakan tubuh resah. Aku memegang rambut pelan. Mendesis masa masa getir itu. Aku sungguh tidak bisa berpikir jernih. Aku tidak tau harus berbicara apa dengan nya. Otakku terlanjur dipenuhi potongan potongan masa lalu, wajah yang terharu saat kami berpisah Takan mungkin bisaku lupakan.

Dua tahun, tidak bersama tetapi perasaan itu malah semakin muncul. Wajah yang tersipu ketahuan mencuri pandang. Dan dia mulai mengajakku untuk memulai percakapan agar tidak seperti seseorang yang baru bertemu. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku senang menghabiskan waktu bersama Nya saat itu. Aku senang memandangi wajah nya, aku sedang berada didekatnya. Saat dia tersenyum lebar. Benar benar moment yang tidak bisa kulupakan.

Bagaimana tidak?

Waktu itu kami, sedang bermain dan berbahagia bersama, dengan semua yang kita lakukan saat itu, tidak bisa dipungkiri semua hanya menjadi cerita yang sudah tidak bisa untuk di perbaiki. Walaupun semua sudah terjadi dan mungkin pertemuan kita menjadi kesempatan untuk kami untuk saling dekat, aku dan dia tetap berpegang teguh untuk tidak melakukan apa-apa lagi bersama dan kami tetap melakukan apa yang keluarga kita harapkan. 

Setelah pertemuan singkat itu sejujurnya aku aga sedih, karna mungkin itu pertemuan terakhir atau entah mungkin Takan bisa bertemu lagi, akan tetapi aku tidak mau mengalami kesedihan lagi dan permasalahannya yang muncul lagi nantinya, mungkin semua sudah mempunyai porsi masing masing, semua sudah dirancang sebaik baiknya oleh allah, aku yakin semua akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kebahagiaan ku ada tanganku sendiri keluargaku akan lebih membuatku bahagia, dan aku yaki apapun yang terjadi nanti semua akan baik-baik saja dengan kehangatan keluarga.

***

Hujan deras kembali datang, lebih serasa dari biasanya, seperti hujan yang akan lama turun. 

Aku menatap hutan didepan rumah. Langit yang mencurahkan seluruh air turun ke bumi. Awan semakin hitam tak terasa hujan masih turun sampai malam semakin naik. Beberapa hari ini aku sibuk, dengan tugas tugas sekolahku yang semakin banyak. Aku mengerjakan tugas ku di meja ruang tamu.

Tidak lama dari situ, nenek datang menghampiri. Nenek melihatku.

"Kenapa belum tidur?, "

Aku menggeleng, memegang buku dan pensil, dan nenek pun duduk sofa.

"Seharunya kamu tidur, lihat jam sekarang sudah malam, "

Aku mengangguk, dan membereskan semua buku yang ada dimeja dan pergi ke kamar untuk tidur.

"Nenek senang. Akhirnya setelah dua tahun ini, kamu selalu melakukan hal yang baik dan benar, " Suara nenek yang sangat bahagia

"Adel senang nenek sudah tidak memarahi lagi Adel, apapun yang pernah Adel lakukan jika itu salah gakan pernah Adel lakukan lagi nek, " Entah mengapa itu terucap begitu saja.

Nenek melihatku dan tersenyum, dan menyuruhku untuk tidur, dan mengusap rambutku.

Malam itu hujan semakin deras dengan adanya tambahan petir dan lampu sambarannya, kamarku sangat hening saat itu telah terjadi tanpa ada yang menemani dikamar itu aku menatap langit langit kamar, dan mengucap dalam hati. Semua sudah berlalu itu semua tinggal kenangan. Dan aku mulai berjanji untuk melupakannya detik itu hari itu bahkan hujan pun menjadi saksi.

Saat aku terbangun pagi, dunia sangat begitu cerah, seakan-akan semua bahagia dengen keputusan ku. Aku sangat sangat senang aku yakin kebahagiaanku nanti akan datang disaat waktu yang tepat bahkan keluargaku pun sudah cukup membuatku bahagia.

Pagi itu aku akhirnya mengerti apa arti mengikhlaskan, bahkan mawar kan tumbuh diteharnya karang, jika kamu menghendakinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun