Bagaimana tidak?
Waktu itu kami, sedang bermain dan berbahagia bersama, dengan semua yang kita lakukan saat itu, tidak bisa dipungkiri semua hanya menjadi cerita yang sudah tidak bisa untuk di perbaiki. Walaupun semua sudah terjadi dan mungkin pertemuan kita menjadi kesempatan untuk kami untuk saling dekat, aku dan dia tetap berpegang teguh untuk tidak melakukan apa-apa lagi bersama dan kami tetap melakukan apa yang keluarga kita harapkan.Â
Setelah pertemuan singkat itu sejujurnya aku aga sedih, karna mungkin itu pertemuan terakhir atau entah mungkin Takan bisa bertemu lagi, akan tetapi aku tidak mau mengalami kesedihan lagi dan permasalahannya yang muncul lagi nantinya, mungkin semua sudah mempunyai porsi masing masing, semua sudah dirancang sebaik baiknya oleh allah, aku yakin semua akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kebahagiaan ku ada tanganku sendiri keluargaku akan lebih membuatku bahagia, dan aku yaki apapun yang terjadi nanti semua akan baik-baik saja dengan kehangatan keluarga.
***
Hujan deras kembali datang, lebih serasa dari biasanya, seperti hujan yang akan lama turun.Â
Aku menatap hutan didepan rumah. Langit yang mencurahkan seluruh air turun ke bumi. Awan semakin hitam tak terasa hujan masih turun sampai malam semakin naik. Beberapa hari ini aku sibuk, dengan tugas tugas sekolahku yang semakin banyak. Aku mengerjakan tugas ku di meja ruang tamu.
Tidak lama dari situ, nenek datang menghampiri. Nenek melihatku.
"Kenapa belum tidur?, "
Aku menggeleng, memegang buku dan pensil, dan nenek pun duduk sofa.
"Seharunya kamu tidur, lihat jam sekarang sudah malam, "
Aku mengangguk, dan membereskan semua buku yang ada dimeja dan pergi ke kamar untuk tidur.