***
Waktu itu tahun 2020 dibulan Januari semua sangat baik baik saja bahkan tidak ada permasalahan yang terjadi, saat itu keluarga sedang berkumpul dan mengadakan berkemah bersama, akan tetapi ibuku tidak ada tetapi itu tidak jadi masalah karna aku terbiasa berpergian bersama Nya.
Selama berkemah, fisik dan angin malam membuat hidung mampet, kepala pusing dan mulai demam, aku sangat tidak kuat dengan kedinginan dimalam hari. Sepanjang hari aku hanya istirahat dirumah, kondisi ku saat lima hari kemudian. Sudah mulai bisa tertawa dan kuat seperti biasanya. Dan aku mulai melanjutkan aktifitas ku seperti biasanya.
Aku sungguh sangat tidak bisa melupakan apa yang terjadi pada malam itu, suasana sangat hangat bakar bakar ikan, ayam, dan mengadakan acara game untuk cucu cucu. Jujur aku sangat senang dengan tanpa beban, aku sudah lega karna tidak memiliki masalah lagi, walaupun kejadian 2tahun lalu itu tidak bisa pernah kulupakan karna aku merasa seperti berada di dalam ruang yang sangat kosong tidak ada kebagiaan pada diriku saat itu. Dan Minggu ini ada banyak kajadian yang menyenangkan dan besok adalah penutup akhir pekan. Kegembiraan datang meluap karna adanya keluargaku.
Setelah keluargaku sudah harus pulang, semua hening lagi tidak ada keramaian lagi. Kesokan nya aku bermain dengan Ica, bisa disebut dia adalah orang yang sangat dekat denganku, dia yang kadang selalu menghibur saat aku sedang tidak baik, tidak lama dari itu Ica mengajaku pergi kesuatu tempat hingga akhirnya sampai ditempat itu. Aku duduk menghadap kearah parkiran motor, setelah aku sudah memesan minuman bersama Ica, begitupun datang lah minuman itu. Aku terdiam dan terkejut, menatap ke arah dimana ada seseorang yang diam berdiri tepat jauh dibelakang Ica duduk. Ya allah sejujurnya aku sangat sedih dan tidak bisa menahan air mataku saat itu apa yang sesungguhnya telah terjadi ini? Apa yang harus ku lakukan?Â
Saat aku mau meminum minuman yang telah kupesan, aku sangat terkejut dengan kehadiran seseorang itu, karna jujur sudah lama aku tidak bertemu dengan dia, aku bahkan berharap tidak ingin untuk bertemu nya lagi, perpisahan kita pun sudah membuat ku tidak kuat untuk menerima semua kenyataan, akan tetapi saat itu hari itu aku bertemu lagi. Aku terdiam lama sambil meminum minuman itu, aku tidak kuasa menahan air mata, seperti aku ingin pergi dan tidak berani untuk melihat nya lagi. Yang menumpuk harapan menyatakan bahwa semua sudah tidak baik baik sajatahun ke tahun aku malah semakin ingat dengan semua kejadian sejak perkenalan kami, masa masa saling menyatakan perasaan, fase komitmen hubungan yang saling menyatukan kami.Â
Saat itu dia menghampiriku. Lulutku gemetar aku mengenal kesempatan meski tidak pernah mengerti apa yang pernah terjadi, dia menyapaku dan meminta duduk bersama dengan teman nya di mejaku.Â
"Hii, boleh aku duduk disini bersama kalian?, " ucapnya.
"Aapa? Emm yaa boleh boleh, " Kata ku sembari gugup
Aku menggigit bibir. Menatap lalu lalang pengunjung. Malam malam terasa lebih dingin, dan semakin sesak. Gerakan tubuh resah. Aku memegang rambut pelan. Mendesis masa masa getir itu. Aku sungguh tidak bisa berpikir jernih. Aku tidak tau harus berbicara apa dengan nya. Otakku terlanjur dipenuhi potongan potongan masa lalu, wajah yang terharu saat kami berpisah Takan mungkin bisaku lupakan.
Dua tahun, tidak bersama tetapi perasaan itu malah semakin muncul. Wajah yang tersipu ketahuan mencuri pandang. Dan dia mulai mengajakku untuk memulai percakapan agar tidak seperti seseorang yang baru bertemu. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku senang menghabiskan waktu bersama Nya saat itu. Aku senang memandangi wajah nya, aku sedang berada didekatnya. Saat dia tersenyum lebar. Benar benar moment yang tidak bisa kulupakan.