Aku menggigit bibir. Menatap lalu lalang pengunjung. Malam malam terasa lebih dingin, dan semakin sesak. Gerakan tubuh resah. Aku memegang rambut pelan. Mendesis masa masa getir itu. Aku sungguh tidak bisa berpikir jernih. Aku tidak tau harus berbicara apa dengan nya. Otakku terlanjur dipenuhi potongan potongan masa lalu, wajah yang terharu saat kami berpisah Takan mungkin bisaku lupakan.
Dua tahun, tidak bersama tetapi perasaan itu malah semakin muncul. Wajah yang tersipu ketahuan mencuri pandang. Dan dia mulai mengajakku untuk memulai percakapan agar tidak seperti seseorang yang baru bertemu. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku senang menghabiskan waktu bersama Nya saat itu. Aku senang memandangi wajah nya, aku sedang berada didekatnya. Saat dia tersenyum lebar. Benar benar moment yang tidak bisa kulupakan.
Bagaimana tidak?
Waktu itu kami, sedang bermain dan berbahagia bersama, dengan semua yang kita lakukan saat itu, tidak bisa dipungkiri semua hanya menjadi cerita yang sudah tidak bisa untuk di perbaiki. Walaupun semua sudah terjadi dan mungkin pertemuan kita menjadi kesempatan untuk kami untuk saling dekat, aku dan dia tetap berpegang teguh untuk tidak melakukan apa-apa lagi bersama dan kami tetap melakukan apa yang keluarga kita harapkan.
Setelah pertemuan singkat itu sejujurnya aku aga sedih, karna mungkin itu pertemuan terakhir atau entah mungkin Takan bisa bertemu lagi, akan tetapi aku tidak mau mengalami kesedihan lagi dan permasalahannya yang muncul lagi nantinya, mungkin semua sudah mempunyai porsi masing masing, semua sudah dirancang sebaik baiknya oleh allah, aku yakin semua akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kebahagiaan ku ada tanganku sendiri keluargaku akan lebih membuatku bahagia, dan aku yaki apapun yang terjadi nanti semua akan baik-baik saja dengan kehangatan keluarga.
***
Hujan deras kembali datang, lebih serasa dari biasanya, seperti hujan yang akan lama turun.
Aku menatap hutan didepan rumah. Langit yang mencurahkan seluruh air turun ke bumi. Awan semakin hitam tak terasa hujan masih turun sampai malam semakin naik. Beberapa hari ini aku sibuk, dengan tugas tugas sekolahku yang semakin banyak. Aku mengerjakan tugas ku di meja ruang tamu.
Tidak lama dari situ, nenek datang menghampiri. Nenek melihatku.
"Kenapa belum tidur?, "
Aku menggeleng, memegang buku dan pensil, dan nenek pun duduk sofa.