Mereka diusir dari taman Firdaus (Kej 3:23) dan mengalami penderitaan akibat dosa yang mereka perbuat.[11]
Dosa itu beraneka ragam, yaitu segala perbuatan daging seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (lihat Gal 5:19-2; bdk. Rm 1:28-32; 1 Kor 6:9-10; Ef 5:3-5; Kol 3:5-8; 1 Tim 1:9-10; 2 Tim 3:2-5).[12]Â
Selain itu, dosa juga memiliki bobotnya, yaitu ringan dan berat. Penentuan dosa berat dan dosa ringan bukan hanya dilihat dari perbuatan yang dilakukan, tetapi dari pengetahuan dan kebebasan yang berhubungan dengan subyek.[13]
Dosa berat menuntut pengertian penuh dan persetujuan penuh. Pengertian penuh mengandaikan pengetahuan mengenai kedosaan dari suatu perbuatan; mengenai kenyataan bahwa bertentangan dengan hukum Allah.Â
Persetujuan penuh artinya dipertimbangkan secukupnya, supaya menjadi keputusan kehendak secara pribadi. Ketidaktahuan yang disebabkan oleh kesalahan dan ketegaran hati, tidak mengurangi kesukarelaan dosa, tetapi meningkatkannya.[14]
Ketidaktahuan yang bukan karena kesalahan pribadi dapat mengurangkan tanggung jawab untuk satu kesalahan berat, malahan menghapuskannya sama sekali.Â
Tetapi tidak dapat diandaikan bahwa seseorang tidak mengetahui prinsip-prinsip moral yang ditulis di dalam hati nurani setiap manusia.Â
Rangsangan naluri, hawa nafsu serta tekanan yang dilakukan dari luar atau gangguan yang tidak sehat dapat mengurangkan kebebasan dan kesengajaan dari satu pelanggaran.Â
Dosa karena sikap jahat atau karena keputusan yang telah dipertimbangkan untuk melakukan yang jahat, mempunyai bobot yang paling berat.[15]
Selain berat ringannya suatu dosa, terdapat juga dosa maut. Dosa Maut adalah suatu pelanggaran terhadap hukum Allah dalam hal-hal penting dengan pembelotan utuh dan dengan kehendak bebas manusia.Â
Dosa maut merupakan suatu keputusan dalam pertentangan radikal dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini dosa maut bukan sekedar tindak pembelotan penuh, tetapi sungguh pembelotan radikal manusia dari cinta dan rahmat Tuhan.Â