Mohon tunggu...
Dede Suhada
Dede Suhada Mohon Tunggu... Konsultan - Pelajar

12 MIPA 1 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kami Melihat Dunia yang Sama

25 Januari 2020   22:44 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:44 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Memang dunia yang kejam" pikirku.

~ - = - ~

---Manusia Rajin Sekolah---

Setelah masalah perut selesai aku langsung pergi ke masjid terdekat untuk menunggu waktu shalat dzuhur.Setiap hari ku selalu membawa tas selendang kecil yang isinya hanya ada peci , baju koko,dan sarung karena mana mungkin aku menyembah Tuhanku dengan pakain lusuh dan kotor ini.

Setelah Shalat Dzuhur aku beristirahat di masjid baik itu hanya lesehan ataupun tidur sampai Ashar datang , bagiku hanya di Masjid lah jiwaku bisa tenang.

Sekarang ini sedang musim hujan musim yang paling aku sukai karena di musim ini  semakin banyak uang  yang bisa kuperoleh. Aku bisa mendapat paling banyak 20 ribu jika beruntung sebagai ojeg payung ,sungguh uang yang banyak bagiku.

 Aku mendapat payung yang cukup bagus di TPS entah orang macam apa yang membuang payung sebagus ini tapi aku harus berterima kasih padanya. Ojeg payung kulakukan dari jam 4 sore dan berakhir hingga hujan reda pernah suatu hari kulakukan pekerjaan ini hingga jam 10 malam.

Karena hari ini hujannya  tidak lebat jam setengah enam sore aku bisa pulang bukan ke rumah tapi ke masjid Al-Ikhlas dan mengobrol dengan guruku .

                                            ~ - = - ~

Seperti biasa setelah memasuki waktu makan keduaku aku bergegeas ke warteg Ibu Cina. Saat ku masuk ke warteg lagi-lagi ku melihat pemandangan yang aneh di jam 7 ada seorang siswa , kusebut siswa karena dia memakai seragam putih abu . Normal jika jam 7 pagi tapi ini sudah gelap gulita apakah ini tren terbaru pikirku. Setahuku juga di SMA tidak ada jam belajar malam.

Sungguh jelek mulutku ini benar-benar tak bisa dikendalikan ketika bertemu dengan srsuatu yang membuatku penasaran.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun