Mohon tunggu...
Debora Putriani Br Nainggolan
Debora Putriani Br Nainggolan Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Negeri Medan

Menulis bagaikan menciptakan imaji dalam dunia sendiri yang diciptakan sesuai dengan keinginan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Puisi Karya "Debora Putriani Br Nainggolan" Beserta Maknanya

7 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 7 Juni 2024   22:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi adalah medium yang sempurna untuk mengekspresikan cinta yang tersembunyi. Melalui kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, penyair mampu menggambarkan perasaan yang mendalam dan kompleks, yang mungkin sulit diungkapkan secara langsung. Cinta dalam diam bukanlah bentuk cinta yang lemah; sebaliknya, ia adalah cinta yang murni, penuh kesabaran, dan sering kali lebih kuat daripada cinta yang diteriakkan dari puncak gunung. Dalam keheningan, cinta menemukan cara untuk berbicara melalui tatapan, gerakan, dan tentu saja, melalui bait-bait puisi.

Cinta dalam diam adalah sebuah paradoks yang penuh dengan misteri dan keindahan. Dalam keheningan, cinta menemukan jalannya untuk tumbuh dan berkembang, sering kali tanpa perlu kata-kata yang terucap. Puisi yang mengangkat tema ini menawarkan jendela menuju hati yang terdalam, tempat di mana perasaan yang tak terungkap menjadi begitu nyata dan terasa. Berikut adalah beberapa puisi karya "Debora Putriani Br Nainggolan" yang bisa dijadikan referensi.

CINTA PERTAMA TAK BERSUARA

Di sudut senja yang pudar,

terang mentari mulai lesu,

aku berdiri mematung, 

di ambang perasaan yang tak terucap.

Matamu yang jernih bak embun pagi,

membawa kehangatan pada kalbu,

namun bibir ini membisu,

tak mampu mengurai kata.

Lembar-lembar rindu yang terhampar,

tersimpan dalam kalbu yang terdalam,

setiap tatapanmu adalah sajak tak bersuara,

menggugah hati tanpa suara.

Di setiap hembusan angin senja,

kudengar namamu dalam diam,

meski tak terucap, cinta ini nyata,

meski tanpa kata, ia tak sirna.

Kita berjalan di antara bayangan,

mengenang tiap detik yang terlupa,

kau adalah syair tanpa suara,

cinta pertama yang abadi dalam sunyi.

Kusimpan senyum itu dalam ingatan,

tanpa perlu berbisik, tanpa perlu berkata,

cinta ini adalah rahasia semesta,

terpatri dalam relung jiwa.

Maknanya:

Puisi ini mengisahkan tentang cinta pertama yang indah namun tak terungkapkan. Di dalam suasana senja yang melambangkan akhir hari dan keheningan, sang penyair berdiri di ambang perasaan yang tak terucap. Mata orang yang dicintai digambarkan seperti embun pagi yang memberikan kehangatan, tetapi ada keengganan atau ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan itu dengan kata-kata. 

Rindu yang dirasakan sangat dalam, seperti lembaran-lembaran yang tersimpan rapi di hati. Setiap tatapan dari orang yang dicintai digambarkan sebagai sajak tanpa suara yang menggugah hati, menunjukkan bahwa komunikasi cinta ini terjadi tanpa kata-kata. 

Di tengah-tengah keheningan senja, nama orang yang dicintai terdengar dalam diam, menunjukkan bahwa meski tak terucap, cinta itu tetap ada dan nyata. Bayangan yang berjalan bersama melambangkan kenangan dan momen-momen yang terlewatkan, namun tetap berarti. 

Cinta ini digambarkan sebagai syair tanpa suara dan cinta pertama yang abadi dalam keheningan. Senyum orang yang dicintai disimpan dalam ingatan, mencerminkan bahwa cinta ini adalah rahasia yang mendalam dan terpatri di jiwa, tanpa perlu diucapkan atau dibisikkan. Puisi ini menyoroti keindahan dan kedalaman cinta yang tidak terucap, yang meskipun diam, tetap memiliki makna dan kekuatan yang abadi. 

CINTA TANPA NAMA

Di tengah keramaian kota yang tak pernah diam,

Hati ini terikat pada sosok tanpa nama.

Delapan tahun berlalu seperti angin senja,

Cintaku padamu, tak sengaja, tak terencana.

Matamu, yang hanya kulihat dalam sekejap,

Menggores kenangan di benak yang tak pudar.

Tak kutahu siapa, di mana, kau berada,

Namun rindu ini tumbuh, mengakar tanpa bicara.

Tak ada harap, tak perlu balas,

Seperti bayang-bayang, aku menyaksikanmu.

Hanya ingin mencintai, meski kau tak mengenal,

Seperti angin mencumbu dedaunan, tanpa peluk nyata.

Delapan tahun, aku menanti senja,

Di persimpangan jalan, berharap sekilas.

Meski mungkin takkan pernah bersua,

Hatiku tetap setia, mencintaimu, tanpa kata.

Maknanya:

Puisi ini menggambarkan cinta yang mendalam dan bertahan lama terhadap seseorang yang tak dikenal, tanpa harapan atau kebutuhan untuk balasan. Dalam keramaian kota, hati penyair terikat pada sosok tanpa nama, mencerminkan perasaan cinta yang terjadi begitu saja tanpa direncanakan. 

Waktu yang berlalu selama delapan tahun hanya memperkuat cinta ini. Meski hanya melihat mata orang tersebut dalam sekejap, kenangan itu tetap tergores di benak penyair dan tidak pernah pudar. Rindu yang tumbuh ini adalah cinta yang tak terucap, mengakar meski tanpa komunikasi langsung.

Penyair tidak mengharapkan balasan atau pengakuan. Cinta ini digambarkan seperti bayang-bayang, yang diam-diam menyaksikan tanpa mengganggu, dan seperti angin yang mencumbu dedaunan tanpa pelukan nyata. 

Meskipun penyair menanti selama delapan tahun di persimpangan jalan, berharap untuk sekilas melihat orang yang dicintai, ia menyadari bahwa mungkin pertemuan itu takkan pernah terjadi. Namun, hatinya tetap setia, mencintai sosok tanpa nama itu tanpa perlu kata-kata.

Puisi ini menunjukkan keindahan cinta yang diam dan tak bersuara, serta kekuatan hati yang mampu mencintai tanpa pamrih, meski tanpa harapan akan pertemuan atau balasan. 

MENANTI DALAM KEABADIAN

Dalam senyap malam yang hening,

Di bawah rembulan yang pucat pasi,

Terpahat rindu di sudut hati,

Tahun demi tahun berlalu, menanti.

Bibirnya berbisik doa tersembunyi,

Pada angin yang tak pernah letih,

Menyampaikan harap yang tak mati,

Untuk cinta yang entah di mana kini.

Dalam gemuruh hujan yang turun,

Dalam sorotan mata yang sayu,

Ia menutup hatinya dengan tirai,

Tak sudi dibuka untuk cinta baru.

Setiap bintang yang jatuh di malam kelam,

Menjadi saksi kesetiaannya,

Dalam keheningan dan penantian,

Cintanya tak luntur oleh waktu.

Meski badai dan waktu berlalu,

Ia tetap berdiri di sana,

Dengan harap yang tak pernah layu,

Menunggu cinta pertama kembali ke pangkuannya.

Maknanya:

Puisi ini mengisahkan tentang penantian yang abadi dan penuh kesetiaan terhadap cinta pertama. Dalam keheningan malam, di bawah cahaya bulan yang pucat, penyair menggambarkan rindu yang terpatri dalam hati selama bertahun-tahun. Meski hanya bisa berdoa dan berharap melalui angin, cinta tersebut tetap hidup dan kuat.

Penyair menutup hatinya dari cinta baru, menunjukkan komitmen dan kesetiaan yang mendalam terhadap cinta yang hilang. Setiap bintang yang jatuh menjadi saksi dari kesetiaan dan penantian yang tak berujung. 

Meskipun waktu dan badai berlalu, penyair tetap berdiri teguh, dengan harapan yang tak pernah pudar, menunggu kembalinya cinta pertama ke pangkuannya. Puisi ini menunjukkan keindahan dan kekuatan cinta sejati yang bertahan meski dalam penantian panjang, tanpa kehilangan harapan atau kesetiaan 

Di Balik Senyuman Terselip Rahasia

Di balik senyuman terselip rahasia,

Cinta diam-diam dalam sepi malam gelap,

Hatiku meronta, terbungkus dalam bayangan,

Namun bibir ku terkunci, bisu dalam diam.

Dia, yang ku tuju dalam setiap hembusan angin,

Mengetahui rasa yang tersembunyi dalam hati,

Namun dia berpura-pura, mengabaikannya,

Seperti burung malam yang menyembunyikan cahaya.

Aku menari dalam bayang-bayang cinta yang terlarang,

Menciptakan puisi dari detik-detik yang tak terungkap,

Namun dia melangkah di atasnya, tanpa terdengar,

Seperti ombak yang menelan suara-suara kecil.

Cinta ini seperti bunga yang tak tersentuh,

Mekar indah di tengah kegelapan yang sunyi,

Kutahu dia melihat, namun tetaplah berdiam,

Seolah tak ingin menyingkap rahasia yang tercipta.

Biarkanlah waktu berbicara, dalam diamnya keheningan,

Mungkin suatu saat dia akan mengulurkan tangan,

Menyentuh hati yang tersembunyi di balik keraguan,

Namun sampai saat itu, biarkanlah cinta ini berdiam.

Maknanya:

Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang tersembunyi dan tak terungkap, meski terasa begitu kuat. Penyair menyimpan rahasia cinta di balik senyuman dan dalam kesunyian malam. Hatinya bergejolak dalam bayangan, namun tetap bisu dan tak mampu mengungkapkan perasaan tersebut. 

Orang yang dicintai oleh penyair tampaknya sadar akan perasaan ini, namun memilih untuk mengabaikannya, seperti burung malam yang menyembunyikan cahaya. Penyair menari dalam bayang-bayang cinta yang terlarang, menciptakan puisi dari momen-momen yang tak terungkap, namun orang yang dicintai tetap berjalan tanpa memperhatikan.

Cinta ini digambarkan seperti bunga yang mekar di tengah kegelapan, indah namun tak tersentuh. Meskipun orang yang dicintai melihatnya, dia tetap diam dan tak ingin mengungkap rahasia cinta tersebut. Penyair berharap suatu saat waktu akan berbicara, dan orang yang dicintai akan mengulurkan tangan, menyentuh hati yang tersembunyi di balik keraguan. Namun, sampai saat itu tiba, cinta ini tetap berdiam dalam keheningan.

Itulah beberapa puisi karya "Debora Putriani Br Nainggolan" yang bisa dijadikan referensi atau mungkin saja dapat mewakili perasaan anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun