Delapan tahun berlalu seperti angin senja,
Cintaku padamu, tak sengaja, tak terencana.
Matamu, yang hanya kulihat dalam sekejap,
Menggores kenangan di benak yang tak pudar.
Tak kutahu siapa, di mana, kau berada,
Namun rindu ini tumbuh, mengakar tanpa bicara.
Tak ada harap, tak perlu balas,
Seperti bayang-bayang, aku menyaksikanmu.
Hanya ingin mencintai, meski kau tak mengenal,
Seperti angin mencumbu dedaunan, tanpa peluk nyata.
Delapan tahun, aku menanti senja,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!