“Oke. Pak RT saya terimakasih banyak, maaf waktunya telah terpotong karena saya kesini”
“Bukan apa-apa, segera pulang takut dicari Ibu”
“Baik pak RT, mohon pamit”
Aku bersalaman dan bergegas kembali ke rumah.
(Satu Minggu setelah wisuda Alpha)
-Mirey Nabila-
Aku Mirey, ibu kandung Immanuel Gibran. Aku baru saja bangun dari mimpi terburuk ku, iya benar. Aku kehilangan William yang begitu mencintaiku, dan saat ini aku juga kehilangan Alpha. Aku begitu kaget ketika mendapati kamarnya yang acak acakan, lemarinya dalam keadaan terbuka, gitar dan bulu tangkis nya yang biasa dipajang dan akan terlihat pertama kali setelah masuk ke kamarnya, tiba-tiba kosong. Aku tidak menangis, bahkan tidak lagi berteriak-teriak seperti orang gila. Mungkinkah tenagaku telah terkuras habis setelah kehilangan William, atau mungkin ini sudah menjadi masalah yang biasa bagiku. Entahlah, kurasa Alpha telah mengkhianati ku, aku menemukan secarik kertas yang telah di remas-remas, disana tertulis catatannya yg berisi
Aku tidak tahu sesakit apa luka Mirey
Aku tidak tahu apa yang akan Mirey lakukan untuk
menyembuhkan lukanya
Aku hanya sebagai anaknya yang begitu mencintai Mirey