Mohon tunggu...
Dealicious
Dealicious Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Maulidia, tapi lebih familiar ketika saya dipanggil Dea. Hobi saya membaca, menulis dan melakukan hal-hal baru. Saya tidak tahu harus mulai dari mana, tapi semoga Kompasiana membantu talent yg saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggur

1 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   17:43 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Klotakkk

Bunyi sepatu High Heels yg dilempar terdengar ke kamarku seperti biasa. Jam lima pagi, Mirey, ibuku dengan dress merahnya diatas lutut terhuyung kesana kemari. Aku membopong sampai ke kamarnya, aroma alkohol sangat menyengat ke hidungku, rambutnya yang panjang berwarna pirang begitu berantakan, aku melepas tangannya begitu saja setelah sampai ke atas kasur lalu segera menutup pintu. Aku mengambil air madu untuk ibu minum, aku pernah diberi tahu ayah bahwa air madu akan menghilangkan pengar pada orang yg mabuk alkohol. “Ayo diminum” aku mengangkat kepalanya dan meminumkannya pada Mirey.

“Kamu tidak sekolah” tanyanya dengan keadaan setengah sadar

“Tidak, kan sudah mau wisuda” kata ku sembari menaruh air madu di meja sebelah tempat tidurnya. Aku menyelimuti ibu dan keluar dari kamar. Begitulah kurang lebih kehidupan kami sehari-hari, Mirey menjadi pelacur ketika ayah sudah meninggal dunia. Aku sudah terlalu lelah untuk terus berusaha menghentikannya, kata bibi Ayu aku tidak perlu mencegahnya lagi. Bibi ayu ini tetangga yang rumahnya bersebelahan denganku, dia sudah lansia dan hidup sendiri, tapi aku selalu sering mengunjunginya entah sekedar bermain-main ke rumahnya yg terbuat dari kayu untuk mengajaknya ngobrol, atau mungkin akan membantunya memasak kerupuk untuk dijual dan dititipkan ke warung atau toko-toko. Aku rasa dia sudah seperti nenekku sendiri karena kedekatan kami meskipun hanya sebatas tetangga.

Aku selalu berdoa pada Tuhan agar hal-hal berbahaya selalu dijauhkan dari Mirey, aku tidak akan mencegahnya lagi, aku akan menghargai sekaligus menghormati keputusannya, apapun itu. Entah nantinya aku akan menyerah atau aku akan terus kuat menghadapi jalan hidupku yang sekarang.

Aku mengambil buku catatan ku dan mulai menulis beberapa catatan disana.

“Ketika semua orang beramai ramai memilih jalan kanan untuk menjauhi dan mengucilkan mu, aku akan jadi satu satunya orang yg memilih berjalan di kiri untuk tetap berada disana dengan mu”

-Alpha-

Aku tidak tahu sesakit apa luka Mirey

Aku tidak tahu apa yang akan Mirey lakukan untuk

menyembuhkan lukanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun