Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bambang DH Pentolan BSH Ahok, dan “Penulis Skenario” Bu Risma ke DKI

25 Agustus 2016   19:38 Diperbarui: 25 Agustus 2016   19:45 6448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisnu Sakti Buana dan Bambang DH (Kompas.com)

Bambang Dwi Hartono (DH) adalah Wakil Wali Kota Surabaya, saat Wali Kota-nya dijabat oleh Soenarto Soemoprawiro, dengan masa jabatan 2002-2005. Namun karena menderita sakit serius yang berkepanjangan, pada 16 Januari 2002 DPRD Surabaya memberhentikan Soenarto dari jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya, dan Bambang DH menjadi pelaksana tugas (plt) Wali Kota Surabaya sampai dengan 10 Juni 2002. Soenarto sendiri akhirnya meninggal dunia di Australia karena sakitnya itu pada 17 Februari 2003.

Pada 10 Juni 2002 Bambang dilantik sebagai Wali Kota Surabaya definitf sampai habis masa jabatannya pada 7 Maret 2005.

Pada pilwali Surabaya 2005, Bambang yang berpasangan dengan Arif Affandi terpilih sebagai Wali Kota Surabaya untuk masa jabatan 31 Agustus 2005 – 31 Agustus 2010.

Selesai masa jabatannya itu, PDIP masih berkeinginan untuk mencalonkan kembali Bambang sebagai Wali Kota Surabaya 2010-2015, tetapi ditolak KPU, karena dianggap Bambang sudah menjabat untuk dua periode. Sesuai dengan ketentuan UU Pilkada, seseorang maksimal hanya boleh menjabat sebagai kepala daerah sebanyak dua kali.

Namun PDIP dan Bambang beranggapan bahwa seharusnya periode pertama di mana Bambang menggantikan Soenarto tidak dihitung sebagai satu periode buat Bambang, mereka pun mengajukan uji materi ketentuan Undang-Undang Pilkada tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Hasilnya permohonan mereka itu ditolak MK.

Maka, PDIP pun terpaksa mencari pengganti Bambang.

Alternatif calon wali kota Surabaya pengganti Bambang yang menguat ketika itu adalah Ketua DPC PDIP Surabaya Wisnu Sakti Buana dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bapeko) Surabaya Tri Rismaharini (Bu Risma).

DPC PDIP Surabaya mendukung ketuanya: Wisnu Sakti Buana, tetapi meskipun saat itu bukan kader PDIP, tetapi karena kinerjanya sebagai Bapeko dinilai sangat memuaskan dalam menata kota Surabaya, DPP PDIP (Megawati) lebih memilih Tri Rismaharini.

Demi bisa tetap bisa menjabat di level setinggi mungkin di Kota Surabaya, tak bisa lagi menjadi wali kota, Bambang pun rela turun levelnya menjadi calon wakil wali kota mendampingi Bu Risma.

Kerelaan Bambang yang dari semula wali kota menjadi wakil wali kota, yang sebelumnya adalah atasan Bu Risma menjadi bawahan Bu Risma tersebut bagi saya merupakan sesuatu yang unik, yang memberi kesan Bambang adalah seorang yang haus kekuasaan. Tentang ini pernah saya tulis di Kompasiana, 9 Desember 2009, dengan judul: Pertama Kali Terjadi di Dunia?

Risma-Bambang terpilih sebagai Walikota/Wakil WaliKota Surabaya untuk periode  28 September2010 – 28 September 2015. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun