Contoh: Dalam konteks modern, seorang pemimpin organisasi yang menghadapi kesulitan keuangan tetap berusaha mencari solusi, seperti mengembangkan strategi baru atau berkolaborasi dengan pihak lain, tanpa menyerah pada keadaan.
Mengurangi Hawa Nafsu (Pengendalian Diri)
Penambahan Senopati mengajarkan pentingnya puasa, tirakat, dan olah batin untuk mengendalikan hawa nafsu. Pengendalian diri ini membantu pemimpin menghindari tindakan yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau didorong oleh emosi sesaat.
Contoh: Pemimpin yang menahan diri dari mengambil keputusan impulsif, seperti memecat karyawan karena kesalahan kecil, melainkan menggunakan pendekatan bijaksana untuk menyelesaikan masalah.
Jalan Prihatin (Kesederhanaan dan Pengorbanan)
Jalan prihatin berarti pemimpin tidak hidup bermewah-mewah, melainkan bersikap sederhana dan rela berkorban untuk rakyatnya. Hal ini menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat dari masyarakat.
Contoh: Pemimpin yang memilih untuk menggunakan fasilitas sederhana dan mengalokasikan anggaran lebih besar untuk kepentingan masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan.
Berkarya Siang dan Malam untuk Menenangkan Hati Masyarakat
Penambahan Senopati menunjukkan dedikasi tanpa henti, bekerja siang dan malam untuk menciptakan kondisi yang tenteram bagi rakyatnya. Ini menunjukkan komitmen penuh untuk kesejahteraan masyarakat.
Contoh: Seorang kepala daerah yang aktif turun ke lapangan untuk mendengar langsung keluhan masyarakat dan segera mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah, seperti memperbaiki infrastruktur atau mengatasi bencana alam.
Relevansi dalam Kepemimpinan Modern
Konsep ini relevan untuk semua pemimpin, baik di sektor pemerintahan, organisasi, atau komunitas, dengan menekankan hal-hal berikut:
- Spiritualitas dan Pengendalian Diri: Pemimpin yang mampu mengendalikan diri dari godaan kekuasaan atau korupsi.
- Kerja Keras dan Dedikasi: Memastikan semua tindakan diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat.
- Kesederhanaan: Tidak menunjukkan kehidupan yang berlebihan, sehingga mampu meraih simpati dan kepercayaan dari masyarakat.
Pemimpin yang menerapkan nilai-nilai ini akan menciptakan harmoni dan kesejahteraan bagi semua pihak, sebagaimana Penambahan Senopati berhasil menciptakan rasa tenteram dan aman bagi rakyat Mataram.
4. Mengintegrasikan Kebatinan dan Profesionalisme