Mohon tunggu...
Daffa Mahardhika
Daffa Mahardhika Mohon Tunggu... Akuntan - Finance

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110019 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Mangkunegaran IV Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri

25 Desember 2024   21:38 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

8. Ha Nata (Bisa Mengatur atau Menata)

Pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan manajerial, yakni mampu mengatur sumber daya, merencanakan, dan menata kehidupan bersama secara efisien dan efektif. Ini mencakup pengelolaan organisasi, sistem, serta pengaturan berbagai kepentingan agar berjalan selaras.

Relevansi Kategori Kepemimpinan

Konsep-konsep ini tetap relevan dalam berbagai konteks modern. Misalnya, dalam dunia kerja, pemimpin perusahaan diharapkan tidak hanya fokus pada keuntungan tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi karyawan (Hang Uripi), memotivasi tim (Hang Uribi), dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis (Ha Memayu). Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, kepemimpinan tidak hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan tetapi juga sarana untuk memberikan makna dalam kehidupan.

2. Transformasi Audit Pajak: Tantangan dan Peluang

Dalam konteks modern, audit pajak menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Digitalisasi, peningkatan transaksi lintas negara, dan kebutuhan untuk mencegah penghindaran pajak adalah beberapa isu utama. Untuk menjawab tantangan ini, transformasi audit pajak harus mencakup beberapa aspek penting:

a. Digitalisasi Proses Audit

Digitalisasi menjadi tonggak utama transformasi audit pajak. Teknologi seperti big data, kecerdasan buatan, dan blockchain memungkinkan auditor untuk menganalisis data dalam jumlah besar dengan akurasi tinggi. Namun, teknologi ini harus diimbangi dengan pemahaman mendalam tentang etika dan dampaknya terhadap wajib pajak.

b. Pendekatan Berbasis Risiko

Mangkunegaran IV mengajarkan pentingnya fokus pada hal-hal yang benar-benar esensial. Dalam audit pajak, pendekatan berbasis risiko memungkinkan auditor untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif, dengan memberikan prioritas pada area yang memiliki potensi pelanggaran tinggi.

c. Peningkatan Kompetensi Auditor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun