Kurangnya Perhatian terhadap Konteks Sosial: Teori ini kurang memperhatikan bagaimana lingkungan sosial dan budaya mempengaruhi perilaku belajar
Kurangnya Perhatian terhadap Pembelajaran Sosial: Teori ini kurang memperhatikan bagaimana individu belajar dari pengamatan dan interaksi sosial.
Keterbatasan Metode: Tidak semua materi pelajaran cocok untuk diterapkan dengan metode behaviorisme, yang mungkin membatasi pilihan strategi pengajaran.
Peran Siswa Pasif: Siswa cenderung menjadi pendengar yang pasif selama proses pembelajaran, yang dapat mengurangi partisipasi aktif mereka dalam kelas.
Kreativitas Terbatas: Pendekatan behaviorisme dapat membatasi kreativitas, produktivitas, dan imajinasi siswa karena fokus utamanya adalah pada perilaku yang dapat diamati dan diukur
Pandangan Pembelajaran yang Terbatas: Teori ini memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung, padahal belajar juga terjadi dalam sistem saraf yang tidak terlihat.
Kurangnya Fleksibilitas: Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis, yang dapat terkesan kaku dan tidak mempertimbangkan kemampuan self-control yang bersifat kognitif.
Perbandingan dengan Hewan: Analogi proses belajar manusia dengan hewan sering kali sulit diterima karena perbedaan yang signifikan antara keduanya
Aliran Belajar Menurut Ivan Pavlov
Aliran belajar menurut Ivan Pavlov dikenal dengan istilah Classical Conditioning atau Pengkondisian Klasik. Pavlov, seorang fisiolog Rusia, terkenal dengan eksperimennya pada anjing yang menunjukkan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui proses asosiasi. Pengkondisian Klasik adalah proses pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk menghubungkan dua stimulus, sehingga satu stimulus yang awalnya netral menjadi mampu memicu respons yang sama seperti stimulus yang lain yang secara alami memicu respons tersebut.[6]
Elemen-elemen pengkondisian klasik: