Mohon tunggu...
Clara Oktavia Pratiwi
Clara Oktavia Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Clara Oktavia Pratiwi NIM : 43222010001 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi

9 November 2023   23:07 Diperbarui: 9 November 2023   23:21 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi lebih baik mencari nafkah, karena dititahkan sebagai makhluk lemah. Apa mengabdi raja, bertani atau berdagang, begitu menurut pendapatku ini karena saya orang bodoh, belum memahami cara Arab, sedang pengetahuan Jawa saya saja, tak memadai. Namun, memaksa diri mendidik anak. (Sinom: 11)

Dari bait-bait dua pupuh pangkur dan sinom Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengendalian hawa nafsu dalam diri kita itu sangat penting. Karena, pengendalian hawa nafsu yang baik menjadi salah satu kunci agar tidak melakukan tindakan korupsi. Melawan diri sendiri, hawa nafsu adalah musuh terbesar kita, Korupsi terjadi karena kurangnya kemampuan kita dalam mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri kita. Kecenderungan tindakan korupsi terjadi karena pelaku tidak bisa mengendalikan dirinya, meski hidup dalam berkecukupan. Pelaku tindakan korupsi itu sebenarnya tidak kekurangan, akan tetapi pelaku merasa kurang dengan apa yang sudah dimilikinya. Dengan demikian, kita sebagai manusia haruslah selalu merasa cukup dengan nikmat pemberian Tuhan. Karena, problem korupsi ini disebabkan oleh selalu merasa kurang, kurang, dan kurang, sehingga akan mengambil yang bukan menjadi haknya. Dan ini semua juga dijelaskan dalam salah satu lima tatanan moral mental yang ada pada Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV, yaitu prasojo atau prasaja, yang berarti kesederhaan dan kecukupan. Jadi, dari kedua bait ini dapat ditarik kesimpulan yaitu upaya pencegahan korupsi yang pertama yang ada pada Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV adalah mampu mengendalikan hawa nafsu.

Selanjutnya, dalam bait ke empat belas sampai tujuh belas pupuh sinom, disebutkan sebagai berikut:

Bait 14 Pupuh Sinom :

Tuwin ketip suragama, pan ingsun nora winaris, angur baya ngantepana,

pranatan wajibing urip, lampahan angluluri, kuna kumunanira,

kongsi tumekeng samangkin, kikisane tan lyan amung ngupa boga.

Terjemahan :

Begitu pula jika aku menjadi pengurus dan juru dakwah agama, karena aku bukanlah keturunannya, lebih baik memegang teguh, aturan dan kewajiban hidup, menjalankan pedoman hidup, warisan leluhur dari zaman dahulu kala hingga kelak kemudian hari, ujungnya tidak lain hanyalah mencari nafkah.

Bait 15 Pupuh Sinom :

Bonggan kang tan merlokena, mungguh ugering ngaurip, uripe lan tri prakara,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun