Siapapun yang menerima wahyu Illahi, lalu dapat mencerna dan menguasai ilmu. Mampu menguasai ilmu kasampurnan. Kesempurnaan diri pribadi. Orang yang demikian itu pantas disebut orang tua. Orang yang tidak dikuasai nafsu. Dapat memahami arti kemanunggalan antara titah dan Yang Menitahkan. (Pangkur : 12)
Sejatine kang mangkana, wus kakenan nugrahaning Hyang Widhi, bali alaming ngasuwung, tan karem karameyan, ingkang sipat wisesa wus, mulih mula mulanira, mulane wong anom sami.
Artinya :
Sebenarnya yang demikian itu, sudah mendapat anugerah Tuhan, kembali kealam fana, tidak mabuk keduniawian, yang bersifat kuasa menguasai. Kembali keasal mula. Oleh karena itu hai anak muda sekalian. (Pangkur : 14)
Orang yang zuhud, bukan hanya meninggalkan harta, akan tetapi menghindari sifat keduniawian pada diri sendiri yang dapat membelenggu jiwa yang mengakibatkan munculnya penyakit hati. Seperti yang di ungkapkan di atas, orang yang dapat menguasai ilmu utnuk menguasai dirinya, maka tidakakanmembelenggu jiwanya. Orang yang sudah menguasai kesempurnaan dirinya akan sadar bahwa semua itu hanya titipan Allah semata. Apabila orang sudah muncul kesadaran tersebut, maka akan membuahkan sifat zuhud, yang dapat mengontrol nafsu yang bersifat menguasai. Harta dan kekuasaan hanya digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk selalu bersyukur. Ketamakan merupakan sifat yang paling merusak hati seseorang. Karena itu, zuhudakan memutus hubungan hati seseorang dari sifat-sifat tamak. Zuhudakan membersihkan nurani, memenuhi kalbu, mendorong seluruh anggota tubuh untuk menghilangkan penyakit hati yang menjadi penghalang antara hamba dengan Allah. Zuhud juga akan melahirkan rasa dekat dengan Allah, serta memperkuat keinginan untuk terus dapat menggapai pahala, mencapai makrifat, menggapai ridho Allah. Zuhud ini termasuk kedalam tahalli dimana merupakan sifat yang harus dimiliki setiap salik untuk menempuh perjalanan spiritual.
Selain pupuh pangkur, pupuh sinom yang merupakan inti dari nilai-nilai kepemimpinan dalam Serat Wedhatama juga menjelaskan tentang pengendalian hawa nafsu, antara lain :
Bait 1 Pupuh Sinom :
Nulada laku utama, tumrape wong tanah Jawi, wong agung ing Ngeksiganda,
panembahan Senopati, kepati amarsudi, sudane hawa lan nepsu,
pinepsu tapa brata, tanapi ing siyang ratri, amamangun karyenak tyasing sesame.
Terjemahan :