Mohon tunggu...
Clara Oktavia Pratiwi
Clara Oktavia Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Clara Oktavia Pratiwi NIM : 43222010001 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi

9 November 2023   23:07 Diperbarui: 9 November 2023   23:21 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mangkono janma utama, tuman tumanem ing sepi, ing saben rikala mangsa,

masah amemasuh budi, laire anetepi, ing reh kasatriyanipun,

susilo anor raga, wignya met tyasing sesami, yeku aran wong barek berag agama

Terjemahan :

Demikianlah manusia utama, Gemar terbenam dalam sepi, di saatsaat tertentu, mempertajam dan membersihkan budi, Bermaksud memenuhi tugasnya sebagai satria, berbuat susila rendah hati, andai menyejukkan hati pada sesama, itulah sebenarnya yang disebut menghayati agama).

Ajaran kepemimpinan dalam bait ini adalah agar para pemimpin tidak terjebak hanya mencari nafkah (kikisane tan lyan amung ngupa boga), lebih baik memegang teguh, aturan dan kewajiban hidup, menjalankan pedoman hidup, warisan leluhur dari zaman dahulu kala hingga kelak kemudian hari. Selanjutnya para pemimpin dianjurkan untuk mengasah akal budi, agar cepat berhasil menjadi seorang pemimpin yang termasyhur, dan sebagai tauladan budi pekertinya. Pedoman hidup ada tigal hal, yaitu wirya-arta-winasis, wirya adalah keluhuran atau kekuasaan, artaharta, dan winasis adalah ilmu pengetahuan. Apabila satu hal dari tiga perkara itu tidak dapat diraih, maka habislah harga diri manusia, lebih berharga dari daun jati kering, akhirnya hanya mendapatkan derita, jadi pengemis dan terlunta-lunta (Wibawa, 2010). Wirya adalah kekuasaan, keluhuran, dan keperwiraan (Mardiwarsito, 1990). Orang yang luhur memang orang yang dihormati orang banyak. Orang dihormati karena keutamaannya, bukan kekuasaannya yang sewenang-wenang. Kuasa bukan berarti bisa melakukan apa saja, kehendaknya dituruti semua orang, dimana saja dan kapan saja ada yang melayani. Kekuasaan harus digunakan sebaik-baiknya. Seseorang yang memegang legitimate power memegang kekuasaan yang sah menurut peraturan perundang-undangan. Itu amanah yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Arta memiliki arti sempit yaitu uang. Arta adalah harta (Purwadi, 2005). Apapun bentuknya harta kita, baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak, yang bisa berbunyi maupun yang tidak bisa berbunyi dapat disebut arta atau harta. Dalam memahami Serat Wedhatama jangan sekali-kali mengartikan harta sebagai tujuan. Disini harta adalah alat untuk mencapai tujuan.

Winasis berasal dari kata Wasis yang berarti pandai. Winasis berarti orang pandai. Hal pertama, untuk meraih kedudukan yang baik, seseorang harus bekerja tanpa mengenal pamrih di mana pun ia berada. Hal kedua, bagaimana orang harus meraih kekayaan dengan kerja keras. Hal ketiga yang harus dicapai adalah kepandaian, atau menuntut ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Selanjutnya, pemimpin dianjurkan agar gemar terbenam dalam kesepian (bertapa), di saat-saat tertentu mempertajam dan membersihkan budi, memenuhi tugasnya sebagai satria, berbuat susila, rendah hati, dan pandai menyejukkan hati pada sesama (Wibawa, 2010).

Dari bait tersebut dapat kita pahami bahwa seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya haruslah tetap berpegang teguh pada peraturan yang berlaku disekitarnya. Selain itu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab juga harus menggunakan akal budi yang sehat dan menggunakan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Karena sebenarnya faktor lain penyebab korupsi juga disebebkan karena orang-orang tersebut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tidak berpegang teguh pada aturan yang berlaku, sehingga orang tersebut bisa seenaknya melakukan segala sesuatunya tanpa memikirkan bahwa yang ia lakukan itu sebenarnya dapat merugikan banyak pihak, tidak hanya dirinya saja. Kurangnya ilmu pengetahuan juga menjadi faktor penyebab orang tersebut melakukan tindakan korupsi. Selain itu, jika kita memiliki kekuasaan yang lebih dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita, kita harus menggunakan kekuasaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena tidak menggunakan kekuasaan dengan sebaik-baiknya juga menjadi faktor penyebab tindakan korupsi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain pengendalian hawa nafsu, upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tindakan korupsi adalah selalu berpegang teguh pada peraturan yang ada dan menggunakan kekuasaan yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Selain itu, kita juga harus memperbanyak ilmu pengetahuan baik itu tentang korupsi dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Argiya, V. S. P. M. (2013). Mengupas Tuntas Budaya Korupsi yang Mengakar serta Pembasmian Mafia Koruptor menuju Indonesia Bersih. Recidive, 2(2), 162--170.

Mudemar A. Rasyidi. (2014). Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan Negara Dan Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama. Jurnal Mitra Manajeman, 6(2), 38.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun