Mohon tunggu...
Citra Autisimo
Citra Autisimo Mohon Tunggu... Buruh - Naluri tidak pernah salah, karenanya aku tidak boleh selalu benar.

Selesailah dahulu dengan dirimu sendiri, lalu selesaikan perziarahanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengukuhkan Nirwana (Part 1)

30 September 2017   00:38 Diperbarui: 30 September 2017   00:53 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika perisai duri itu ternyata lebih cepat meracuni leherku dan membuatnya putus membusuk,  akan ku sumpah serapah kamu dengan segenap daya upaya lidahku,  telingamu akan ku buat bosan dengan doa dan keyakinan.

Bahkan bila maut terpaksa merenggutku sebagai yang pertama,  semangatku tentang kejujuran dan kesabaran akan penerimaan yang ku pastikan selalu jadi momok bagimu.

Dan belum akan berakhir,  saat maut jadi giliranmu pun aku akan hadir di sana hari itu,  saat tabur bunga pemakamanmu.

Apa kamu percaya kepadaku sungguh?

Karena aku tak mendengar suara dari hatimu.  

Usai malam dan mimpi ini berlalu tidak ada lagi  tempat bagi parasmu,  bahkan dalam rajutan angan langkah ini.

Apa kamu menginginiku sangat?  

Mengapa kamu mengingkari dua kodrat dalam peristiwa ini?  

Jangan resah lalu tak tentu arah.  

Perintahkan!,  terbukalah semua pintu dan jendela bahagia yang tertutup.

Apakah kamu berprasangka pada takdir?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun