Telah diujarkan kepadaku, Â dan diajarkan kepadaku melalui tumpukan kepahitan. Â
Semauku saja, Â aku bisa menjadi apa pun. Â
Pantang bagi lidah ini sampai terucap kata tidak mungkin. Â
Sebab dunia ini selalu punya cara konyol membuktikan bahwa aku bersalah. Â
Dialah ekor.
Sampailah pada suatu ketika di mana aku  diuji. Â
Jangan kamu uji cintamu kepada yang lain, Â wahai pecinta. Â
Jangan pula kekasih menguji cintanya sendiri, Â wahai cintamu. Â
Aku dan sisa-sisa milikku yang ada padaku jauh lebih berharga. Â
Terlebih bila refleksi adalah nilai ketertarikan yang kamu cari, Â tersendiri dari siapa-siapa. Â
Ketetapan adalah ketetapan. Â