Tiada lawan waktu dan ajal. Â
Di kepalaku mereka bergelar maut. Â
Keputusan yang tepat ku rasa. Â
Semenjak liarnya pikiran dan keruhnya batin ku hantam dengan kehancuran besar, Â berangsur-angsurlah keajaiban pun datang.
Aku bukan ahlinya menghapus ingatan dan kenangan. Â
Tapi menghapus sesuatu yang tidak penting dari hidupku adalah hal mudah. Â
Ajaib namun sungguh sarkas. Â
Fokus kedua mataku akan membesar, Â apa lagi kepada hidup tempat aku bercermin. Â
Pikiranku mampu mewajarkan sudut-sudut pandang yang menjauhi kata lumrah. Â
Dia sang kepala.
Hatiku dan segenap isinya mampu meredam keinginan tubuhku yang ada sekarang. Â
Telah diujarkan kepadaku, Â dan diajarkan kepadaku melalui tumpukan kepahitan. Â
Semauku saja, Â aku bisa menjadi apa pun. Â
Pantang bagi lidah ini sampai terucap kata tidak mungkin. Â
Sebab dunia ini selalu punya cara konyol membuktikan bahwa aku bersalah. Â
Dialah ekor.
Sampailah pada suatu ketika di mana aku  diuji. Â
Jangan kamu uji cintamu kepada yang lain, Â wahai pecinta. Â
Jangan pula kekasih menguji cintanya sendiri, Â wahai cintamu. Â
Aku dan sisa-sisa milikku yang ada padaku jauh lebih berharga. Â
Terlebih bila refleksi adalah nilai ketertarikan yang kamu cari, Â tersendiri dari siapa-siapa. Â
Ketetapan adalah ketetapan. Â
Dengan tegas ku katakan ini kepadamu, Â agar kamu berkecukupan tentang ambisimu itu. Â
Sebelum semua jadi terlampau jauh.
Hujan tahu kapan saatnya ia berhenti. Â
Tangis tanah akan selalu kering, Â tangisan langit akan selalu sejenak. Â
Aku dihimpit keduanya sebab aku terus melayang-layang. Â
Sosok yang sepertinya tidak pernah benar-benar ada dalam duniamu. Â
Aku bukan binatang yang kepala dan ekornya dapat kamu satukan dengan ujianmu itu.
Sudahlah....
Terlalu tua dan dewasa bahasamu tentang jiwa. Â
Istirahatlah....
Sadari batukmu itu, Â bungkukmu, Â segala angguk-angguk palsu itu. Â
Kamu bukan binatang yang lebih rendah dariku. Â
Hanya saja sebagai binatang, Â kodrat yang kamu akui adalah kodrat yang bukan milikmu. Â
Engkau teramat serakah, Â dan degil.
Sombonglah jika kamu berhasil mengintimi batin sendiri. Â
Paksa ia berteriak. Â
Jejali terus desak ia agar meledak. Â
Silahkan puaskan dirimu bermain-main di sana. Â
Tunggu aku datang kembali.
Ingatlah hal ini. Â
Lehermu akan ku pancung dengan maaf. Â
Bila kemahsyuranmu itu ternyata lebih dulu memotong kedua tangan ini, Â akan ku injakkan ladam bara belas kasih di sekujur tubuhmu dengan membabi-buta.
Jika perisai duri itu ternyata lebih cepat meracuni leherku dan membuatnya putus membusuk, Â akan ku sumpah serapah kamu dengan segenap daya upaya lidahku, Â telingamu akan ku buat bosan dengan doa dan keyakinan.
Bahkan bila maut terpaksa merenggutku sebagai yang pertama, Â semangatku tentang kejujuran dan kesabaran akan penerimaan yang ku pastikan selalu jadi momok bagimu.
Dan belum akan berakhir, Â saat maut jadi giliranmu pun aku akan hadir di sana hari itu, Â saat tabur bunga pemakamanmu.
Apa kamu percaya kepadaku sungguh?
Karena aku tak mendengar suara dari hatimu. Â
Usai malam dan mimpi ini berlalu tidak ada lagi  tempat bagi parasmu,  bahkan dalam rajutan angan langkah ini.
Apa kamu menginginiku sangat? Â
Mengapa kamu mengingkari dua kodrat dalam peristiwa ini? Â
Jangan resah lalu tak tentu arah. Â
Perintahkan!, Â terbukalah semua pintu dan jendela bahagia yang tertutup.
Apakah kamu berprasangka pada takdir? Â
Sebab tak ku terima kata-kata manismu selain tentang keraguan. Â
Kamu menyesali semuanya? Â
Sepertinya gairah telah ditepis hilang oleh bimbang. Â
Ketetapanmu sebagai dara, Â pesona, Â anggun, Â dan segala rindu telah dilahap terpikat keinginanmu.
Sesalilah..., Â bila telah tertukar kenyataan dengan birunya impian tanpa makna. Â
Meski harum jiwaku, Â tak lagi mungkin asamu ku gapai. Â
Aku mengerti dan merasakan gejolak jiwamu. Â
Bila semudah itu semua ini berlalu, Â artinya tak akan pernah ada pagi atau senja kenikmatan buai kasmaran kita bersama.
#citra_autisimo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H