Pada badan candi terdapat relief hiasan flora di empat sisi dinding candi dan terdapat relief Kinara-Kinari (burung) sebagai hiasan plisir yang mengitari dinding candi. (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/kompleks-candi-sengi-candi-asu-candi-pendem-dan-candi-lumbung).
Motif hias candi Pendem yang dapat dijumpai adalah sulur gelung yang tumbuh dari ketiak ghana, sulur gelung tumbuh dari jambangan yang pada ikal sulur terdapat pahatan berupa burung nuri.Â
Pada pipi tangga terdapat hiasan sulur gelung yang keluar dari mahluk bercakar, sedangkan ujung pipi tangga sebelah kiri terdapat Makara berbentuk kepala ikan yang di dalamnya terdapat hiasan burung. Hiasan lain adalah bentuk tumpal yang dijumpai pada pelipit atas kaki candi. (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/kompleks-candi-sengi-candi-asu-candi-pendem-dan-candi-lumbung/)
Adapun candi Lumbung dijumpai ragam hias sulur gelung yang tumbuh dari ketiak ghana, sulur gelung tumbuh dari jambangan yang pada ikal sulur terdapat pahatan berupa burung nuri.
Pada pipi tangga terdapat hiasan sulur gelung yang keluar dari makhluk bercakar, sedangkan ujung pipi tangga sebelah kiri terdapat Makara berbentuk kepala ikan yang di dalamnya terdapat hiasan burung.
Hiasan lain adalah bentuk tumpal yang dijumpai pada pelipit atas kaki candi. Maka motif hias candi Lumbung juga tidak kalah menarik. Bahkan relief pada candi Lumbung lebih lengkap dibanding relief candi Asu dan Pendem.
Yang Menarik dari Candi Asu, Pendem dan Lumbung
Apa yang unik dan menarik dari ketiga candi tersebut?
Pertama, jenis candi adalah candi tunggal. Ketiga candi tidak ada pengiring/bangunan candi lain yang menyertainya.
Kedua adalah tempat dibangunya. Bahwa candi-candi tersebut dibangun di tengah persawahan penduduk. Maka tidak berlebihan apabila dijelaskan kalau pembangunan candi tersebut berkaitan dengan aktivitas pertanian.
Ketiga adalah jarak candi. Seperti diuraikan di atas bahwa jarak antar ketiga candi berdekatan. Jarak ketiga candi hanya dalam hitungan ratusan meter.Â