Pengukuran DER adalah cara utama untuk mengevaluasi struktur modal perusahaan dan bagaimana perusahaan menggunakan utang dibandingkan dengan ekuitas dalam membiayai aktivitas bisnisnya. Untuk menghitung DER, total utang perusahaan dibagi dengan ekuitasnya, yang menunjukkan tingkat leverage perusahaan (Brigham & Houston, 2018). Semakin tinggi DER, semakin besar ketergantungan perusahaan pada utang, yang dapat menambah risiko keuangan.
DER = Total utang/Total ekuitas
Total utang mencakup semua kewajiban perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka panjang adalah pinjaman yang harus dibayar dalam waktu lebih dari satu tahun. Sebaliknya, utang jangka pendek, seperti pinjaman dagang atau utang jangka pendek, adalah utang yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun. Utang jangka panjang memiliki dampak yang lebih signifikan pada DER, karena melibatkan komitmen pembayaran jangka panjang dan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan (Kieso et al., 2019). Dengan demikian, semakin besar proporsi utang jangka panjang, semakin besar beban yang ditanggung oleh perusahaan.
Total ekuitas mencakup modal yang disediakan oleh pemegang saham, termasuk modal saham dan laba ditahan. Ekuitas mewakili aset bersih yang dimiliki oleh perusahaan setelah semua kewajiban telah dikurangi. Ekuitas adalah bagian penting dari struktur modal yang mencerminkan keandalan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya tanpa terlalu bergantung pada utang (Brealey et al., 1984). Ekuitas yang kuat memberikan perusahaan stabilitas lebih besar dan menunjukkan komitmen dari para pemegang saham dalam mendukung pertumbuhan perusahaan.
Return on Equity (ROE)
Definisi Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio keuangan penting yang menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari ekuitas yang dimiliki oleh pemegang saham. merupakan salah satu rasio keuangan penting yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki oleh pemegang saham. ROE memberikan gambaran mengenai seberapa efisien perusahaan menggunakan modal dari pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan (Brigham & Ehrhardt, 2020). ROE sangat penting dalam menilai profitabilitas perusahaan dari perspektif pemegang saham karena semakin tinggi ROE, semakin efektif perusahaan memanfaatkan modal untuk menghasilkan laba.
Investor dapat menggunakan ROE sebagai salah satu indikator utama untuk menilai tingkat pengembalian investasi mereka (Brealey et al., 1984). Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dihasilkan oleh bisnis dari setiap unit modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Perusahaan dengan ROE yang tinggi biasanya lebih disukai oleh investor karena menunjukkan bahwa bisnis tersebut mampu memberikan pengembalian yang tinggi dari modal yang mereka investasikan.
ROE juga berperan sebagai alat ukur efektivitas manajemen dalam mengelola modal perusahaan (Brigham & Houston, 2018). Jika perusahaan memiliki ROE yang tinggi, ini menandakan bahwa manajemen telah berhasil memanfaatkan modal ekuitas secara efisien untuk menciptakan laba. Sebaliknya, ROE yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak memanfaatkan sumber daya ekuitasnya dengan baik, yang bisa menjadi tanda masalah dalam manajemen atau struktur modal perusahaan.
ROE juga memberikan pandangan yang komprehensif tentang risiko dan pengembalian dalam struktur modal perusahaan (Damodaran, 1997). Perusahaan yang menggunakan utang untuk membiayai operasinya dapat meningkatkan ROE dengan memanfaatkan leverage keuangan. Namun, peningkatan ROE akibat penggunaan utang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan ROE dalam konteks struktur modal perusahaan, termasuk proporsi utang terhadap ekuitas.
Jenis Return on Equity (ROE)