Kami tetap naik pesawat dan nomor penerbangan yang sama seperti kemarin. China Airlines di First Class, tempat yang sama dengan yang kemarin, dan aku bisa berbaring selama perjalanan ternang ke Jakarta.
Aku tenang ketika kami sempat menunggu sebelum pesawat boarding. Dan, kami menunggu di tempat tunggu khusus. Tempat tunggu untuk pasien pasca-stroke ......
Aku tidak athu, apakah irng2 disekelilingku bertanya2 tentang aku atau tidak, seperti saat aku berada di banadara di San Francisco, yang sempat membuat aku marah karena mereka meremehkan aku.
Karena saat itu, kami berada di Taiwan, dan mereka tidak berbicara dengan bahasa Inggris. Mereka berbicara dengan bahasa lokal, bahasa Mandarin, sehingga aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Tetapi, aku mrasa mreka membicarakanku, karena mreka melirik kepadaku dan berbisik2 kearahku ......
Diatas brankar, aku hana bisa melihat disekitarku saja, tanpa bisa bergerak, pandanganku hana terpaut sekitar 5 meter saja, tanpa bisa melihat terlalu jauh karena aku berada dalam posisi berbaring.
Koper ku dan koper adikku serta Bruder Frank sudah masuk ke bagasi dan kami tinggal menunggu saat segera boarding. Aku tetap berada diatas brangkar, dan begitu saatnya boarding, kami diantar ke lift khusus untuk naik pesawat, langsung ke First Class.
Aku dan Bruder Frank duduk di First Clas, sedangkan adikku berada di kelas ekonomi.
Sebelum bergerak, Bruder Frank memeriksa kantong kateterku, supaya memastikan bahwa tidak ada pendarahan lagi. Karena, jika aku pendarahan lagi, aku benar2 harus dirawat di rumah sakit kemarin, entah sampai kapan.
Tetapi, untunglah!
Aku benar2 "sehat", semangat dan siap terbang .....