Mohon tunggu...
Money

Digital Money: Peluang dan Tantangan bagi Bisnis Perbankan

8 November 2017   07:28 Diperbarui: 8 November 2017   15:14 12056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan tercepat bisnis atau industri di dunia adalah teknologi, karena penggunaan teknologi membuat kehidupan menjadi lebih efektif dan efisien. Teknologi berbasis industri hampir mencakup seluruh sektor usaha termasuk sektor keuangan, Salah satu kegiatan keuangan yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi adalah alat pembayaran. Dengan pertumbuhan yang cepat dari teknologi dan Smartphone muncul generasi berikutnya dari alat pembayaran yang cardless (tanpa kartu fisik) dan tidak memerlukan mesin ATM di mana orang dapat melakukan transaksi keuangan mereka melalui ponsel , hal itu disebut Uang Digital atau lebih dikenal sebagai E-wallet, sederhananya "mendigitalkan uang"

Menurut Amir Hartman, Indonesia kini menghadapi era baru ekonomi yang disebut ekonomi digital dimana bisnis benar-benar dilakukan secara virtual, nilai dibuat dan dipertukarkan, transaksi terjadi, dan hubungan terjadi dengan menggunakan inisiatif internet sebagai media pertukaran.

Salah satu karakteristik ekonomi digital adalah pertumbuhan yang signifikan dari e-commerce (Bukalapak, Tokopedia, OLX, Kaskus). Untuk mendukung pengembangan ekonomi digital ini diperlukan juga pengembangan dalam teknologi keuangan atau yang sering disebut fintech (financial technology=teknologi keuangan) seperti pembayaran digital, mobile payment, uang elektronik, e-banking dll.

Nilai ekonomi yang terkandung pada uang digital ini cukup tinggi karena disebabkan semakin meningkatnya angka penggunaan dari uang digital itu sendiri setiap tahunnya,masyarakat juga sudah mulai sadar bahwa uang digital memiliki fungsi yang sama dengan jika membawa uang fisik namun lebih aman dan lebih efisien. Disini membuktikan bahwa nilai ekonomi dari uang digital itu akan semakin meningkat bahkan bisa sampai ke tahap di-butuhkan oleh setiap kalangan di masyrakat. Ini bisa terjadi jika penerapan uang digital ini mampu mencakup semua aspek termasuk sudah bisanya digunakan dari masyarakat pedesaan-perkotaan.

Uang Digital diharapkan dapat menggantikan uang tunai karena penggunaan instrumen baru ini jauh lebih efektif dan efisien. Di Indonesia, layanan keuangan digital atau teknologi pembayaran digital menjadi salah satu konsentrasi untuk dieksplorasi oleh banyak lembaga bisnis dalam beberapa tahun terakhir seperti Bank dan penyedia telekomunikasi, semua industri telah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka memberikan cara termudah bagi masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan sehari-hari melalui Smartphone mereka, bisa berupa web base (internet banking) atau aplikasi seluler (mobile banking, Rekening ponsel, T-Cash, dll).

Pemerintah sendiri mendukung penggunaan e-money dengan dibuatnya Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 tanggal 29 Agustus 2016 perihal Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). Tujuan dibuatnya regulasi sistem pembayaran ini, salah satunya adalah untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi jual-beli agar tidak ada yang merasa dirugikan. Aturan-aturan mengenai sistem pembayaran telah ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral yang memiliki wewenang dalam hal ini. Tujuan dari penerapan sistem pembayaran non tunai khususnya dengan e-money sebagai inovasi pembayaran mikro salah satunya adalah mengoptimalkan daya beli dan meningkatkan angka konsumsi masyarakat. Tingginya angka transaksi pembayaran dalam masyarakat membuat Bank Indonesia melihat ini menjadi sebuah peluang bagi perkembangan dalam inovasi ekonomi di Indonesia.

Dari kebijakan e-money ini sendiri Bank Indonesia dapat mengatur jumlah uang yang beredar dan melihat perkembangan angka inflasi yang ada. Dan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan, karena waktu yang diperlukan untuk transaksi jauh lebih singkat serta transaksinya juga jauh lebih nyaman serta dalam hal pengisian ulang, kartu digital money relatif mudah prosesnya.

2. Apa potensi keuntungan dan risiko digital money bagi bisnis perbankan

Dewasa ini, sudah semakin jelas terlihatnya transformasi pada sektor keuangan, walaupun pelaku lain telah berkembang dan berkembang lebih cepat daripada bank, dan telah mengembangkan solusi inovatif dan lebih mengerti kebutuhan konsumer yang dapat dengan mudah mengalahkan layanan keuangan tradisional yang ditawarkan. Pelaku keuangan ini juga dapat menggunakan digital sebagai media dan memanfaatkan kelebihan mereka dalam teknologi, fleksibilitas,inovasi dan jangkauan pelanggan, untuk mengalahkan prosedur dan proses yang ditemukan di bank tradisional.

Pelaku yang disebutkan di atas  sendiri adalah penerbit e-money baru (atau penyedia dompet seluler). Para pelaku ini mengembangkan solusi keuangan di seluruh dunia dengan nilai lebih bagi konsumen daripada bank. Menurut Mckinsey Panorama, industri fintech akan mengurangi pendapatan bank sebesar 40 persen pada dekade berikutnya. Ancaman utama bank adalah: Operator jaringan seluler, pengecer, manajer jaringan agen, perusahaan transportasi dan utilitas, perusahaan barang konsumsi, pengirim uang dan lembaga keuangan mikro. Biasanya, mereka semua memiliki basis pelanggan yang sangat besar dan tidak terikat dan kebutuhan untuk mengurangi biaya.Pemerintah menyadari peran penting industri yang disebutkan di atas untuk mendukung penyertaan keuangan dan pengurangan uang tunai dalam perekonomian.

19 negara seperti Kenya, Paraguay, El Salvador dan Uganda, di mana penerbit e-money, berbeda dari bank, memiliki rekening dompet mobile lebih banyak dan menangani lebih banyak uang daripada rekening dan transaksi yang ditangani oleh seluruh daftar bank umum di negara. Ada negara lain dengan dompet seluler yang sangat sukses, seperti Swedia, Amerika Serikat, India dan China, dan negara-negara di mana lebih dari 40 persen populasi orang dewasa menggunakan uang mobile secara aktif, seperti Tanzania, Zimbabwe, Ghana, Gabon, Namibia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun