"Kamu sehat? "
"Alhamdulillah, kenapa emang?"
"Enggak, kok rasanya kamu beda gak kaya dulu." Tanyaku
"Aku emang gini orangnya. Sikapku dulu lagi khilaf!"
  Owhh shitt jadi dia baik, perhatian cuman lagi khilaf? Ya allah terluka lagi hatiku.
"Oh khilaf!" balasku
"Maafkan dan lupakan saja semua yang sudah aku lakukan yaa." jawabnya
  Ahhh bodoh. Kenapa aku ini, seharusnya aku tetapkan rasa benciku padanya. Kenapa dia pergi saat begini disaat hatiku tertulis namanya. Dia pikir mudah melupakan? Oh ya mungkin dia mudah karna hanya mempermainkan. Tapi aku jatuhkan cinta dengan tulus namun lagi-lagi berakhir luka.
Kecewaku saat itu sangat berat, sampai aku mengeluh pada tuhan. Kenapa aku? Setiap kali mencintai selalu begini? Apa salahku? Aku pun ingin mengenal dan menceritakan si diaku seperti yang lain. Kenapa aku tidak seperti yang lain? Apakah aku tidak berhak?
  Akhirnya kami pun berpisah. Perpisahan yang memang tak pernah diawali dengan kebersamaan.
Â