"Lumayan udah mendingan"
"Makan obat!!"
"Udah tadi kok" (padahal belum karna aku tak suka obat)
 saat aku ada masalah aku bercerita padanya kemudian dia memberiku solusi yang masuk akal dan kata-katanya menenangkanku. Saat berbalas pesan dengannya aku sering tersenyum sendiri. Cara dia bercanda tidak membosankan seperti laki-laki lain yang kukenal sebelumnya, walaupun terkadang sikap menyebalkannya selalu ada.
  Hari itu aku sedang berdiri di depan kelas kulihat ke arah depan ada Buba berjalan menuju ke kelas, selintas kulihat wajahnya dan cara berjalannya mirip dengan Rahel. Jantungku berdebar cukup kencang.
  Saat itu setiap harinya aku dekat dengannya, bahkan saat sedang tidak bersama aku teringat padanya. Ah tidak perasaan yang sama saat awal pertama aku menyukai Rahel. Aku berusaha menahan perasaanku, aku tidak mau jatuhkan hatiku padanya orang yang menyebalkan dan bahkan aku benci. Tapi akhirnya aku kalah. Waktu itu ada konflik di keluargaku, aku sakit hati karna selalu dibandingkan dengan kakakku aku merasa kehadiranku di keluargaku tidak penting. Lalu aku tulis PM di akun BBM ku, " Yang nganggap penting ada?" aku menulisnya sambil menangis. Baru saja postinganku terkirim, Si Buba mengomentarinya " Ada Babang :p "
" Haha geli ih babang-babangan" balasku
  Aku tahu dia hanya bercanda, tapi saat aku sedang sedih dia ada dan membuatku tersenyum.
  Tiba saatnya ujian akhir, tempat dudukku berada di depan Buba saat ujian berlangsung kami kompak saling menyontek ( maaf ya Bapak Ibu guru. Saya dikit kok nyonteknya ) yang aku tidak suka, saat ingin mencontek dia memanggilku dengan cara mencolek pundak atau pinggangku, aku kesal " Ishh jangan culak-colek "
" kenapa? Tanganku bersih kok " sambil memperlihatkan sepeluh jari tanggannya.
" Pokoknya jangan! "