" Kita ini apa sih? "
Aku agak kaget kenapa dia nanya gitu, lalu ku jawab,
 " Kita kan manusia, masa kamu gak sadar. Haha"
 " Ayolah jangan bercanda aku sedang serius "
 " Yaa apa kitatemen kan? "
" Oh cuman temenan "
" maksudnya? "
" Aku sih berharap kita bisa lebih dari temen."
 Deg' aku kebingungan harus jawab apa, saat membaca pesannya aku rasanya sangat takut. Jantungku berdetak kencang, hatiku gelisah. Rasanya aku ingin menangis, keringat dingin tubuhku. Aku jadi males merespon Alfin ini. Dia baik, perhatian, tapi saat dia ingin menjadi lebih dari sekedar teman denganku, akutiba-tiba tak suka. Saat membalas chatnya lagi aku jadi tak nyaman rasanya sangat-sangat takut tak tahu kenapa.
  Setelah dia menanyakan kejelasan itu, dengan jelas aku jawab " Enggak ah, kita temenan aja " aku tahu jawabanku itu agak jutek dan jahat tapi sengaja karna aku takut dia tetap berharap padaku. Dengan begitu aku harap dia menjauh, tapi tidak dia tetap baik dan perhatian padaku hanya respons ku setelah itu sangat berbeda. Semakin dia mendekat aku rasanya semakin ketakutan tanpa sebab dan alasan. Lama-lama dia menjauh. Hatiku mulai tenang rasanya beban beratku tiba-tiba lenyap.
  Dan beberapa hari kemudian aku lihat profilnya diganti dengan foto wanita, aku lihat dengan seksama ternyata wanita itu sari teman sekolahku.