Ia berpendapat bahwa kebijaksanaan sejati muncul ketika seseorang mampu mengintegrasikan kedua elemen ini. Dalam konteks ini, akal dapat membantu dalam analisis dan perencanaan, sementara hati memberikan kedalaman dan makna pada tindakan yang diambil.
Sosrokartono juga mengajarkan pentingnya memiliki kesadaran tinggi akan diri sendiri dan lingkungan. Mental Jawa mengajak individu untuk merenungkan posisi mereka dalam masyarakat serta dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain dan alam.Â
Kesadaran ini tidak hanya membantu individu untuk menjalani hidup yang lebih bermakna, tetapi juga menciptakan rasa tanggung jawab terhadap komunitas dan lingkungan sekitar. Dalam pandangannya, individu yang memiliki kesadaran tinggi akan menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.
Sosrokartono mengajak masyarakat untuk menggali kearifan lokal yang ada sebagai bagian dari mental "Jawa". Ia meyakini bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal dapat memberikan panduan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
 Kearifan lokal mencakup tradisi, adat istiadat, serta pengetahuan yang telah teruji oleh waktu, yang dapat memberikan solusi bagi masalah-masalah kontemporer. Dengan menghargai dan menerapkan kearifan ini, masyarakat dapat mencapai keseimbangan dalam hidup.
Seni juga memiliki peranan penting dalam mengartikulasikan mental "Jawa". Sosrokartono memandang seni sebagai medium yang dapat mengungkapkan pengalaman dan perasaan manusia dengan cara yang unik.Â
Dalam banyak tradisi Jawa, seni dipandang sebagai manifestasi dari spiritualitas dan kehidupan sehari-hari. Melalui seni, individu dapat mengekspresikan diri dan menjalin hubungan dengan orang lain. Sosrokartono mendorong masyarakat untuk terlibat dalam seni sebagai sarana untuk menemukan makna hidup dan berkontribusi pada komunitas.
Spiritualitas merupakan salah satu pilar utama dalam mental "Jawa". Sosrokartono percaya bahwa hubungan yang kuat dengan Tuhan dan penghayatan terhadap nilai-nilai spiritual dapat memperkaya kehidupan individu.Â
Mental "Jawa" menekankan pentingnya praktik spiritual, seperti meditasi, refleksi diri, dan penghormatan terhadap alam. Dalam pandangannya, spiritualitas memberikan kedamaian batin dan kekuatan untuk menghadapi berbagai cobaan hidup. Ia mengajak individu untuk menjadikan spiritualitas sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Warisan mental "Jawa" yang dibawa oleh Sosrokartono menjadi bekal yang berharga bagi generasi mendatang. Dalam dunia yang terus berubah dan dipenuhi dengan tantangan, pemahaman tentang mental ini dapat membantu individu untuk menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih dalam.Â
Dengan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam mental "Jawa", generasi muda dapat belajar untuk hidup dengan integritas, menghargai keberagaman, serta menciptakan dunia yang lebih harmonis. Dengan demikian, mental "Jawa" bukan hanya sebuah konsep, tetapi merupakan panduan hidup yang relevan untuk masa kini dan masa depan.