Sosrokartono juga dikenal sebagai pemimpin yang tidak mengharapkan imbalan atas tindakan dan dedikasinya. Ia memimpin dengan prinsip melayani, dengan fokus pada kebaikan bersama.Â
Dalam banyak kesempatan, ia lebih memilih untuk mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau politik. Sikap tanpa pamrih ini tidak hanya menunjukkan integritasnya, tetapi juga mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam konteks kepemimpinan masa kini, sifat ini sangat penting, terutama ketika banyak pemimpin terjebak dalam ego dan kepentingan pribadi.
Diskursus tentang kepemimpinan Sosrokartono memberikan gambaran mendalam mengenai bagaimana nilai-nilai yang dianutnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Konsep Catur Murti yang ia anut, yang mencakup pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang benar, dapat dijadikan pedoman bagi kita semua. Dalam setiap tindakan, kita diingatkan untuk tidak hanya memikirkan hasil, tetapi juga proses dan dampak dari keputusan yang diambil. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menjadi individu yang lebih bijak dan manusiawi.
Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan oleh Sosrokartono, kita dapat mengembangkan diri menjadi pemimpin yang lebih bijak. Kepemimpinan yang bijak tidak hanya melihat kepada pencapaian atau kesuksesan semata, tetapi juga kepada bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain dan memberi dampak positif kepada masyarakat.Â
Dalam konteks ini, pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu beradaptasi, memahami, dan memenuhi kebutuhan orang-orang di sekelilingnya dengan cara yang etis dan bermartabat.
Warisan yang ditinggalkan oleh Raden Mas Panji Sosrokartono bukan hanya berupa tindakan atau kebijakan, tetapi juga nilai-nilai yang harus terus dipelajari dan diteruskan.Â
Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita dapat merujuk kepada teladan yang telah ditinggalkan olehnya. Dengan menjadikan nilai-nilai kepemimpinan yang humanis ini sebagai pedoman, kita berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil. Ini adalah tantangan yang harus kita terima untuk mewujudkan cita-cita Sosrokartono dalam menciptakan kepemimpinan yang bermakna dan berkelanjutan.
Akhirnya, Raden Mas Panji Sosrokartono mengajarkan kepada kita bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang melayani, mengayomi, dan menjadi teladan. Nilai-nilai yang ia pegang erat dan amalkan dalam kehidupannya harus menjadi inspirasi bagi setiap pemimpin dan individu.Â
Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang berlandaskan pada empati, kejujuran, dan pengabdian, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk generasi yang akan datang.Â