Dialektika ini merujuk pada kebutuhan untuk memahami bahwa keberadaan (being) dan waktu (time) saling terkait, dan bahwa kehidupan penuh dengan dinamika yang memerlukan keseimbangan antara kedua kutub tersebut.Â
Dalam setiap momen, seseorang dihadapkan pada pilihan untuk melihat kebaikan atau kejahatan, terang atau gelap, dan dengan demikian, manusia diajak untuk merenungkan arti dari setiap pengalaman yang dilalui.
Why: Mengapa penting memahami Filosofi Dialektika?
Filosofi dialektika cahaya dan gelap sangat penting karena memberikan wawasan tentang realitas kehidupan yang kompleks. Sosrokartono percaya bahwa hidup bukanlah sekadar tentang pengalaman positif atau negatif, tetapi bagaimana individu merespons dan belajar dari keduanya.Â
Dengan memahami bahwa hidup mengandung dualitas---di mana kesulitan sering kali beriringan dengan kesempatan untuk tumbuh---seseorang dapat menemukan makna yang lebih dalam dalam setiap pengalaman.Â
Menghadapi tantangan dengan perspektif yang positif tidak hanya membantu individu untuk bertahan dalam kesulitan, tetapi juga memfasilitasi pertumbuhan karakter dan spiritual. Kesadaran akan dualitas ini membantu seseorang untuk tidak terjebak dalam kegelapan, melainkan berupaya menemukan cahaya, harapan, dan solusi.
How: Bagaimana menerapkan Dialektika dalam Kehidupan Sehari-hari?
Dalam kehidupan sehari-hari, Sosrokartono menganalogikan prinsip ini dengan sikap menerima segala tantangan yang dihadapi dengan ketenangan batin. Ia mengajarkan bahwa ketenangan mental adalah kunci untuk memahami dan menjalani dialektika ini.Â
Dengan menerima kenyataan yang ada---baik itu menyenangkan maupun menyakitkan---individu dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas.Â
Dalam menghadapi kesulitan, ia mendorong setiap orang untuk bertanya: "Apa yang dapat saya pelajari dari situasi ini?" atau "Bagaimana saya dapat menemukan kebaikan di balik tantangan ini?" Dengan cara ini, proses refleksi menjadi alat yang berharga untuk memahami diri dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan.
Sosrokartono juga menekankan pentingnya kesadaran diri sebagai komponen dalam menerapkan dialektika ini. Ia percaya bahwa untuk menemukan cahaya dalam kegelapan, individu harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri---nilai-nilai, keyakinan, dan batasan-batasan yang ada.Â