Mohon tunggu...
BUNGA DEA RANIA RIZKI
BUNGA DEA RANIA RIZKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010147

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB | Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak | Universitas Mercu Buana Jakarta | Prodi S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   15:10 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:38 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dialektika ini merujuk pada kebutuhan untuk memahami bahwa keberadaan (being) dan waktu (time) saling terkait, dan bahwa kehidupan penuh dengan dinamika yang memerlukan keseimbangan antara kedua kutub tersebut. 

Dalam setiap momen, seseorang dihadapkan pada pilihan untuk melihat kebaikan atau kejahatan, terang atau gelap, dan dengan demikian, manusia diajak untuk merenungkan arti dari setiap pengalaman yang dilalui.

Why: Mengapa penting memahami Filosofi Dialektika?

Filosofi dialektika cahaya dan gelap sangat penting karena memberikan wawasan tentang realitas kehidupan yang kompleks. Sosrokartono percaya bahwa hidup bukanlah sekadar tentang pengalaman positif atau negatif, tetapi bagaimana individu merespons dan belajar dari keduanya. 

Dengan memahami bahwa hidup mengandung dualitas---di mana kesulitan sering kali beriringan dengan kesempatan untuk tumbuh---seseorang dapat menemukan makna yang lebih dalam dalam setiap pengalaman. 

Menghadapi tantangan dengan perspektif yang positif tidak hanya membantu individu untuk bertahan dalam kesulitan, tetapi juga memfasilitasi pertumbuhan karakter dan spiritual. Kesadaran akan dualitas ini membantu seseorang untuk tidak terjebak dalam kegelapan, melainkan berupaya menemukan cahaya, harapan, dan solusi.

How: Bagaimana menerapkan Dialektika dalam Kehidupan Sehari-hari?

Dalam kehidupan sehari-hari, Sosrokartono menganalogikan prinsip ini dengan sikap menerima segala tantangan yang dihadapi dengan ketenangan batin. Ia mengajarkan bahwa ketenangan mental adalah kunci untuk memahami dan menjalani dialektika ini. 

Dengan menerima kenyataan yang ada---baik itu menyenangkan maupun menyakitkan---individu dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas. 

Dalam menghadapi kesulitan, ia mendorong setiap orang untuk bertanya: "Apa yang dapat saya pelajari dari situasi ini?" atau "Bagaimana saya dapat menemukan kebaikan di balik tantangan ini?" Dengan cara ini, proses refleksi menjadi alat yang berharga untuk memahami diri dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan.

Sosrokartono juga menekankan pentingnya kesadaran diri sebagai komponen dalam menerapkan dialektika ini. Ia percaya bahwa untuk menemukan cahaya dalam kegelapan, individu harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri---nilai-nilai, keyakinan, dan batasan-batasan yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun