Dalam pandangannya, seorang pemenang sejati adalah mereka yang mampu meraih sukses dengan cara yang adil dan menghargai usaha orang lain. Sosrokartono menekankan pentingnya sportivitas dan integritas dalam setiap kompetisi atau konflik yang dihadapi.
Why: Mengapa prinsip-prinsip ini menjadi sangat relevan dalam pemikiran Sosrokartono?
Prinsip "Sugih Tanpa Bandha" ini relevan dalam pemikiran Sosrokartono, sebab ia hidup di tengah masyarakat yang terbelenggu oleh nilai-nilai materialisme dan keserakahan. Dalam konteks kolonialisme, di mana banyak orang berjuang untuk memperbaiki kondisi hidup mereka, Sosrokartono ingin mengingatkan bahwa nilai-nilai yang lebih dalam seperti keutamaan, integritas, dan kebaikan hati adalah hal yang jauh lebih berharga daripada kekayaan materi.
 Ia menganggap bahwa kekuatan sejati berasal dari kemampuan untuk berbagi, mengasihi, dan menghargai orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dengan menekankan prinsip ini, Sosrokartono ingin membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, di mana setiap individu dapat berkontribusi secara positif, tanpa terjerumus dalam keserakahan.
Sosrokartono meyakini bahwa kekuatan fisik sering kali mengarah pada kekerasan dan penindasan, yang dapat merusak hubungan antarindividu dan mengakibatkan penderitaan. Dengan mengedepankan prinsip "Digdaya Tanpa Aji," ia ingin menunjukkan bahwa ada cara lain untuk menjadi kuat, yaitu dengan mengembangkan kekuatan batin dan kecerdasan emosional.Â
Prinsip ini penting untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, di mana setiap individu diajarkan untuk mencari solusi yang damai dalam menghadapi permasalahan.Â
Sosrokartono ingin masyarakat memahami bahwa menjadi kuat tidak harus berarti melukai orang lain; sebaliknya, kekuatan yang sejati justru ditemukan dalam kemampuan untuk mengatasi kesulitan tanpa mengorbankan moral dan etika.
Prinsip "Menang Tanpa Ngasoraken" menjadi sangat penting dalam konteks sosial dan politik pada zamannya. Di tengah situasi yang sering kali penuh dengan persaingan dan konflik, Sosrokartono ingin menunjukkan bahwa cara-cara yang tidak etis atau merendahkan tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri.
 Menurutnya, kemenangan yang diperoleh dengan merendahkan orang lain akan menimbulkan perpecahan dan ketidakadilan, serta akan kehilangan makna sejatinya. Dengan mendorong masyarakat untuk mengadopsi prinsip ini, ia berharap bisa menciptakan budaya yang lebih sehat dan saling mendukung.
How: Bagaimana Sosrokartono membangun reputasi sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana?
Dalam praktik kepemimpinannya, Sosrokartono sering menunjukkan sikap menghargai martabat setiap individu. Ia berupaya menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa dihargai dan didengar. Dalam setiap tindakan dan keputusan, ia berusaha untuk tidak menyingkirkan atau merendahkan orang lain. Sebagai contoh, dalam menghadapi konflik, ia lebih memilih pendekatan dialog dan negosiasi daripada konfrontasi langsung.Â