“Nggak usah malu-malu Mbak, Bawuk ya memang sebutan untuk kemaluan anak kecil berjenis perempuan. Bentuknya mirip kue cucur. Itu hanya melambangkan bagaimana kehidupan anak-anak yang masih polos, orisinal, penuh fantasi, dan sangat indah, penuh tawa canda saat bermain bersama sebaya. Sesekali menangis gara-gara berbeda pendapat dengan temannya, tapi setelahnya dengan cepat baikan lagi. Nggak ada dendam, tidak ada amarah, nggak ada iri, dengki ... ah seandainya kehidupan seperti itu selamanya”
“Isinya gimana sih Mas, gending Bawuk ... eh Cucur Bawuk itu”
“Kalau tidak salah begini Mbak,
Wening,
Dumling cenger jabang,
Wruh pepadhang miwah sepi,
Swasana plong procot mijil,
Guwa garba biyungipun.
Bening .. Hening
pecah terdengar tangis jabang
terang dan sepi tergambar
suasana lega setelah keluar
dari rahim sang bunda terlahir
Hayu rahayuwa,
Jabang biyang baraya gung,
Karoban berkah Pangeran,
Slamet ing salami-lami
Rahayu selalu rahayu duhai
bayi keluarga besar tlah di nanti
dilimpahi berkah Ilahi Rabbi
selamat hingga kelak nanti
Glewo gewalagang,
Sabawane nangis ngguyu,
Mimik pipis lan kalegan,
Yayah rena sambung rasa.
Sungguh manis rupawan
menangis tertawa menggemaskan
mimum dan pipis dalam kenyamanan
menyambung rasa mencipa kebahagiaan
Twajuh nggulawentah,
Tresna asih rina wengi,
Titi tlaten tan angresah,
Ginadhanganom utama,
Kelak jadilah orang yang tekun
bercinta berkasih sayang siang malam
ulet, rajin dan mengeluh jangan pernah ada
berkarakter mulia tujuan utama