Mohon tunggu...
Prabu
Prabu Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Ngomong Indonesia Ngomong budaya Indonesia Ngomong budaya wayang Indonesia http://indonesiawayang.com https://www.facebook.com/bumiprabu https://www.facebook.com/wayangprabu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuncung dan Bawuk

21 Januari 2016   06:48 Diperbarui: 21 Januari 2016   07:50 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nggak usah malu-malu Mbak, Bawuk ya memang sebutan untuk kemaluan anak kecil berjenis perempuan. Bentuknya mirip kue cucur. Itu hanya melambangkan bagaimana kehidupan anak-anak yang masih polos, orisinal, penuh fantasi, dan sangat indah, penuh tawa canda saat bermain bersama sebaya. Sesekali menangis gara-gara berbeda pendapat dengan temannya, tapi setelahnya dengan cepat baikan lagi. Nggak ada dendam, tidak ada amarah, nggak ada iri, dengki ... ah seandainya kehidupan seperti itu selamanya”

“Isinya gimana sih Mas, gending Bawuk ... eh Cucur Bawuk itu”

“Kalau tidak salah begini Mbak,

Wening,
Dumling cenger jabang,
Wruh pepadhang miwah sepi,
Swasana plong procot mijil,
Guwa garba biyungipun.

Bening .. Hening
pecah terdengar tangis jabang
terang dan sepi tergambar
suasana lega setelah keluar
dari rahim sang bunda terlahir

Hayu rahayuwa,
Jabang biyang baraya gung,
Karoban berkah Pangeran,
Slamet ing salami-lami

Rahayu selalu rahayu duhai
bayi keluarga besar tlah di nanti
dilimpahi berkah Ilahi Rabbi
selamat hingga kelak nanti

Glewo gewalagang,
Sabawane nangis ngguyu,
Mimik pipis lan kalegan,
Yayah rena sambung rasa.

Sungguh manis rupawan
menangis tertawa menggemaskan
mimum dan pipis dalam kenyamanan
menyambung rasa mencipa kebahagiaan

Twajuh nggulawentah,
Tresna asih rina wengi,
Titi tlaten tan angresah,
Ginadhanganom utama,

Kelak jadilah orang yang tekun
bercinta berkasih sayang siang malam
ulet, rajin dan mengeluh jangan pernah ada
berkarakter mulia tujuan utama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun