"Mbak Dian itu ... senengane kok kesusu bae ... inyong rak dadi kagok nek mbake nyusu nyusu ... kok tanya seperti itu ada maksud apakah ?”
“Ingin tahu saja Mas”
“Bagi yang seneng wayang, tentu tak mengapa berlama-lama menikmati pagelaran dari mulai malam sampai subuh hingga tuntas. Yang diperoleh tentu kepuasan jiwa dan bakal memperoleh sesuatu yang dapat dibawa pulang dan mengendap dalam pikirannya. Sesuatu yang sangat bernilai bagi kehidupannya. Tapi bagi yang nggak ngerti wayang, apakah dia akan memperoleh hal serupa ?"
"Lha aku belum ngerti je Mas Bagong, sesuatu yang ada di dalam pertunjukan wayang itu. Trus piye ?"
"Ya cari tahu tho Mbak !"
"Ya dikasih tahu tho Mas !"
"Cuma masalahnya, banyak pertunjukan wayang sekarang sekarang ini sudah jauh dari makna yang sebenarnya. Banyak pagelaran wayang isinya cuman dagelan, hiburan, seneng-seneng, ketawa-ketiwi dan setelah pulang ya nggak dapat apa-apa selain gobyos dan suara parau karena capek ketawa dan bengak bengok."
"Sebenarnya yang benar itu bagaimana tho Mas Bagong ?"
"Yang benar tuh yang nggak salah Mbak"
"Mas Bagong ... !!!! Ojo godha aku wae tho ... mengko nek tak ambung baru tahu rasa njenengan !"
"Eee ee e ... ojo Mbak Dian .... maksudku jangan ditunda ... he he he ... Enggak kok Mbak hanya bercanda saja, biar pikiran menjadi segar setelah dipakai kerja berat kemarin. Secara umum pagelaran wayang, dibagi dalam empat babak, yaitu Babak pembukaan atau sering di sebut Petalon, Babak pertama atau Patet Nem, Babak kedua atau Patet Sanga dan Babak ketiga Patet Manyura. Bingung kan Mbak ?"