"Taksi!!" teriak saya memanggil taksi yang kebetulan lewat.
Ciiiit! Taksi tersebut jalannya terlalu ngebut sehingga ketika dia ngerem, berentinya sudah sekitar 10 meter melewati saya.
Dengan langkah cepat, saya pun berjalan menghampiri namun sekonyong-konyong seorang perempuan juga datang hendak menaiki taksi tersebut. Untungnya supir taksi itu tau etika, dengan halus dia menolak calon penumpang itu dengan mengatakan bahwa sayalah yang duluan memanggilnya.
"Mas, boleh gak saya pake taksi ini," tanya Sang Perempuan pada saya yang baru sampai di sana.
Astaghfirullah! Saya melotot dan terpaku seketika itu juga. Kenapa? Karena Inilah perempuan yang saya cari-cari sepanjang hidup. Selama ini, dia hanya muncul dalam imajinasi saya. Masya Allah, wajahnya, tubuhnya, warna kulitnya pokoknya semua persis dengan yang saya bayangkan. Perlu diketahui bahwa saya memang mempunyai tokoh wanita ideal dalam imajinasi saya.
"Wah, gak bisa, Mbak. Saya kan yang manggil duluan," sahut saya tersenyum semanis mungkin, berharap dia juga tertarik pada saya.
"Tapi saya buru-buru nih, Mas. Kalo terlambat bisa batal wawancara saya."
"Maaf, Mbak. Bukan saya gak mau nolong tapi kan Mbak tau, di daerah ini jarang banget taksi lewat," jawab saya lagi sambil terus menikmati wajahnya yang cantik jelita.
"Aduh! Gimana, ya?" keluh perempuan itu kebingungan sementara saya masih saja takjub melihat tokoh idola di imajinasi saya bisa tiba-tiba muncul di dunia nyata. Perempuan itu terlihat sangat gelisah, dia melihat ke arah jalan berharap ada taksi lain kemudian berganti melihat ke arah jam tangannya.
Ngeliat dia nampak panik seperti itu, hati saya pun meleleh lalu berkata dengan suara pelan, "Ya udah, Mbak boleh pake taksi itu. Biar saya nunggu yang lain."
"Serius, Mas? Aduh, terima kasih banyak, ya," kata perempuan itu lalu membuka pintu belakang dan masuk ke dalam taksi.