Pernah sekali aku di panggil oleh penguasa langit karena menurut laporan bahwa aku sering meninggalkan tempatku, aku berbohong bahwa pada saat itu aku sedang berpatroli di wilayah langit selatan.
Entahlah, pada saat ini cinta telah menghilangkan logikaku bahkan sudah menjerumuskanku pada hal yang sangat pantrang untuk ku langgar terlebih aku seorang penjaga langit yang sudah seharusnya memberikan segala loyalitasku pada negeri langit.Â
Tapi apapun itu aku sangat menikmatinya, aku percaya pada cinta itu sendiri. Beberapa bulan terakhir aku lebih sering berkunjung ke bumi, menghabiskan waktu bersama sang putri.Â
Aku sungguh sangat merasa nyaman bersamanya, dengannya aku tak perlu menjadi orang lain, dengannya aku mengerti tentang keindahan dunia seutuhnya. Dan yang lebih membuatku bahagia bahwa sang putri pun merasakan hal yang sama terhadapku.
Suatu ketika aku pernah mengajak sang putri menuju langit, tentunya ku dandani dia selayaknya manusia langit agar menghilangkan kecurigaan jika ada yang melihat.Â
Di langit sang putri terlihat bahagia sekali, saat itu aku merasa menjadi seorang yang paling berguna. Tak ada hal yang membuat kita merasakan kedamaian melainkan melihat orang yang tersayang bahagia karena kita.
Semakin hari, semakin dalam saja perasaan yang kupunya, jika saja satu hari tak bertemu maka rindu akan datang dengan sangat besar dan menggebu.Â
Pernah suatu hari semua penjaga langit diharuskan berkumpul di istana langit, membicarakan tentang perkembangan di wilayah masing-masing. pertemuan itu cukup lama kerena menghabiskan waktu sekitar sepuluh hari dan itu sangat membuatku tersiksa.Â
Aku bisa saja menahan jutaan pukulan tapi aku tidak bisa menahan rasa rindu yang besar di setiap harinya pada sang putri, rasanya ingin segera pertemuan tak penting ini berakhir.Â
Hasbi salah seorang penjaga langit lainnya rupanya menyadari gerak-gerikku yang mencurigakan lalu dia menghampiriku dan menanyakan perihal yang membuatku risau. Jelas tak akan ku beri tahu, karena itu sama saja membunuh diriku sendiri. Biarlah dia penasaran dengan itu
Hari kesebelas pertemuan itu berakhir, tanpa berlama-lama aku mengundurkan diri kepada sang penguasa untuk kembali ke tempatku.Â