"eh iya" aku semakin tak karuan,
"ambillah jika kau mau"
"maksudmu?"
"ambil saja jika kau menyukainya"
ia memetikan setangkai kemudian memberikan kepadaku, dengan tangan gemetar aku menerima bunga itu dan sedikit memberanikan diri melihat wajahnya. demi Pedang Air ia adalah Putri dari raja Atlantis, aku dibuat terkejut ternyata perempuan yang saat ini dihadapanku adalah anak dari penguasa tempat ini.
"te.. te.. terima kasih"
Ia tersenyum kepadaku, lalu aku berlari menjauh. Sesampainya di tempat sepi aku kembali merubah wujudku dan lengsung melesat menuju langit.
Ku simpan bunga itu dengan di tempat yang aman sehingga tak ada satu orang pun yang melihatnya. Sesekali aku mengeluarkannya dan menghirup wangi dari bunga tersebut, celakanya setiap kali aku menghirup wanginya, wajah perempuan itu terlihat jelas di hadapanku.
"aah bodoh sekali, kenapa dia selalu ada" Â gumanku, meskipun dalam hati aku merasa tenang jika melihat wajahnya.
Semakin hari, semakin tak waras saja pikiranku ini. selalu saja rasa keinginanku untuk kembali ke bumi semakin besar. Terlebih saat wajah putri Atlantis terbayang maka keinginan itu semakin kuat.
"aku harus ke bumi, aku yakin penguasa langit tak akan mengetahuinya ... ah tidak tidak aku tidak boleh kesana, cukup satu kali saja aku melanggar aturan langit"