"Hai, Kak! Masih ingat?" sapa Desi. Cowok itu mengangguk dan tersenyum.
"Kalian berdua mau naik juga? Kita ada berenam. Gabung, yuk ..."
"Boleh ...?"
"Boleh untuk gadis manis seperti kalian." Desi dan Ratna tersenyum mendengar pujian itu.
"Ingat, jaga hati dan perkataan selama perjalanan. Itu aturan pertama pendakian," kata Desi. Â
Cowok itu mengerutkan dahinya. "Aturan kedua?"
"Ee ..." Rupanya Desi tidak siap untuk jawaban dari pertanyaan itu.
"Tidak boleh mengambil hati dan perasaan sesama pendaki," sahut Ratna sambil tersenyum.
"Aturan ketiga menyebutkan ... aturan kedua boleh dilanggar," kata cowok itu menambahi. Mereka pun tertawa lepas dan saling berkenalan sambil menikmati segarnya udara dikaki Gunung Lawu itu.
Selepas Ashar mereka segera berangkat meninggalkan basecamp Cemoro Sewu. Dua cowok berjalan di depan diikuti oleh Desi dan Ratna. Empat cowok lainnya berada di belakang mereka. Delapan pendaki muda itu kemudian berjalan menyusuri jalan berbatu yang belum begitu menanjak menuju pos pertama.Â
Dengan wajah ceria Desi melangkahkan kakinya melalui jalur pendakian yang sudah tertata rapi dan jelas. Sehingga jalur pendakian Cemoro Sewu ini menjadi favorit bagi kedua gadis tersebut dan para pendaki lain meskipun jalur ini berupa tanjakan terus-menerus hingga mencapai puncak. Selain itu hanya dibutuhkan waktu yang relatif singkat, sekitar delapan jam saja untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Lawu, yaitu Hargo Dumillah.