"Hmm ... siapa tahu kita akan dapat pasangan eh, kenalan baru," kata Ratna sambil nyengir.
"Ratna ... kita itu akan naik gunung bukan naik pelaminan."
"Memangnya kenapa?"
"Tidakkah kamu menyadari hanya naik pelaminan yang butuh pasangan?"
"Huh ... mulai deh main kata-katanya," kata Ratna sedikit sewot.
"Itu lebih baik dari pada main hati," kata Desi dengan nada datar dan dingin. Sepertinya dia belum bisa menyembunyikan kegelisahan hatinya. Kedua gadis itu saling melempar pandangan ke arah yang berbeda.
Tak terasa bus antar kota tiba di terminal Tawangmangu. Mereka berdua pun turun dan beristirahat sejenak di sebuah warung menunggu angkot menuju Cemoro Sewu. Ratna terlihat tengak-tengok mencari sesuatu.
"Rombongan cowok tadi ke mana, ya? Mungkinkah sudah naik ke Cemoro Sewu?" gumamnya dalam hati.
"Cari apa lagi, Rat?"
"Ee ... itu, angkot ... kenapa lama banget."
Tak berapa lama angkot pun tiba dan segera mengantarkan Desi dan Ratna menuju basecamp di pos perijinan pendakian di Cemoro Sewu. Angin bertiup kencang dan udara dingin terasa menusuk tulang ketika mereka tiba dan menginjakkan kaki di sana. Tak sengaja mereka kembali bertemu dengan rombongan cowok tadi.