"Suer ..." kata Desi sambil tersenyum, "seseorang telah memberikan boneka koala itu padaku."
"Teman sekolah dulu? Kenalin ke aku, Des."
"Teman SMA dulu. Tapi aku nggak mau ngenalin ke kamu. Ntar kamu suka sama dia, Rat."
"Yee ... enggaklah," kata Ratna sambil memukul bahu Desi.
Tak terasa kurang lebih satu jam perjalanan mereka telah sampai di pos pertama. Mereka masih mempunyai banyak tenaga untuk langsung menuju pos kedua.
"Lanjut ke pos dua? Bagaimana dengan para gadis?" tanya cowok di depan.
"Lanjut ...!" jawab Desi dan Ratna berbarengan. Sesaat mereka terlihat meneguk botol minumannya.Â
Jalur jalan menuju pos kedua merupakan jalur terpanjang dan semakin menanjak sehingga membutuhkan stamina prima. Mereka lebih banyak diam sambil menikmati keindahan alam lereng Gunung Lawu ini. Bau khas dari getah pohon pinus, suara merdu dari burung-burung hutan, dan sejuknya udara di pegunungan ini menemani langkah-langkah kaki mereka. Dan debu-debu pun beterbangan menari-nari di antara rerumputan.
"Des ..." Suara Ratna memecah kesunyian, "si Kokomu kemana? Kok nggak ikut muncak?"
"Dia lagi di negeri seberang."
"Oo ... long distance ceritanya. Hati-hati, banyak godaannya." Desi hanya tersenyum mendengarnya.