Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja itu Membiru di Lereng Gunung Lawu

20 Maret 2019   12:49 Diperbarui: 24 Maret 2019   17:53 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi foto Desi NH

"Hai, Kak! Masih ingat?" sapa Desi. Cowok itu mengangguk dan tersenyum.

"Kalian berdua mau naik juga? Kita ada berenam. Gabung, yuk ..."

"Boleh ...?"

"Boleh untuk gadis manis seperti kalian." Desi dan Ratna tersenyum mendengar pujian itu.

"Ingat, jaga hati dan perkataan selama perjalanan. Itu aturan pertama pendakian," kata Desi.  

Cowok itu mengerutkan dahinya. "Aturan kedua?"

"Ee ..." Rupanya Desi tidak siap untuk jawaban dari pertanyaan itu.

"Tidak boleh mengambil hati dan perasaan sesama pendaki," sahut Ratna sambil tersenyum.

"Aturan ketiga menyebutkan ... aturan kedua boleh dilanggar," kata cowok itu menambahi. Mereka pun tertawa lepas dan saling berkenalan sambil menikmati segarnya udara dikaki Gunung Lawu itu.

Selepas Ashar mereka segera berangkat meninggalkan basecamp Cemoro Sewu. Dua cowok berjalan di depan diikuti oleh Desi dan Ratna. Empat cowok lainnya berada di belakang mereka. Delapan pendaki muda itu kemudian berjalan menyusuri jalan berbatu yang belum begitu menanjak menuju pos pertama. 

Dengan wajah ceria Desi melangkahkan kakinya melalui jalur pendakian yang sudah tertata rapi dan jelas. Sehingga jalur pendakian Cemoro Sewu ini menjadi favorit bagi kedua gadis tersebut dan para pendaki lain meskipun jalur ini berupa tanjakan terus-menerus hingga mencapai puncak. Selain itu hanya dibutuhkan waktu yang relatif singkat, sekitar delapan jam saja untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Lawu, yaitu Hargo Dumillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun