Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ran (Kasih Tak Sampai)

20 Agustus 2019   09:01 Diperbarui: 20 Agustus 2019   21:37 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic. Pixabay.com ; design by me (story art)

Malam itu Mbah Kakung duduk sendiri di serambi rumah itu. Dia terlihat begitu sedih, pandangan matanya menerawang jauh ke angkasa. Angannya kembali mengingat masa-masa indah dulu ketika masih bersama Ran. Dia semakin tenggelam dalam kesedihannya. 

Tiba-tiba terdengar benda jatuh dari dalam rumah. Mbah Kakung segera menengok ke dalam. Dilihatnya boneka gadis Jepang itu jatuh sendiri di atas meja. Segera Mbah Kakung membetulkan lagi letaknya. Tetapi berulangkali boneka itu jatuh lagi ketika dia akan beranjak pergi meninggalkannya. Saat ketiga kalinya dia membetulkan lagi letak boneka itu semilir angin dingin menerpa punggungnya. 

Mbah Kakung terkejut ketika membalikkan badannya. Seperti ada seseorang yang berdiri di depan pintu rumah. Sebuah bayangan putih yang semakin lama semakin jelas bentuk tubuh dan wajahnya. Ran, arwah gadis Jepang itu datang menemui Mbah Kakung. Dia terlihat begitu cantik dengan kimononya.

"Kamu ... bukankah kamu telah pergi untuk selamanya?" tanya Mbah Kakung. Ran hanya mengangguk. Mereka kemudian terlihat saling mendekat dan menjulurkan tangannya tetapi tidak bisa saling bersentuhan.

"Ran ... maafkan aku tidak bisa menjagamu."

"Watashi wa mada anata o aishiteimasu (aku masih mencintaimu)." Terdengar suara lembut keluar dari mulut Ran.

"Watashi mo (aku juga) ..." kata Mbah Kakung.

"Aku ... tidak bisa ... tinggal lama ... dalam wujudku ... ini. Aku ... merasa ... sangat panas!" kata Ran terbata-bata.

"Kembalilah ke alammu. Aku sudah ikhlas."

"Īe ...! Aku ... ingin dekat ... denganmu." 

Kemudian arwah Ran perlahan melayang mendekati bonekanya. Tubuhnya kembali memudar menjadi bayangan putih transparan seperti hologram dan perlahan menembus masuk ke dalam bonekanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun